Jakarta, CNN Indonesia -- Yohan Kurniawan namanya. Pria kelahiran 1973 ini berasal dari Jember dan saat ini menjadi salah satu ilmuwan yang cukup populer di Kelantan, Malaysia. Penelitiannya unik-unik.
Meski beragama Katolik, ayah satu putra ini rupanya beberapa kali melakukan penelitian tentang
dampak ayat suci Al Quran dan diterbitkan di berbagai jurnal dan media massa.
Dua penelitian tentang Al Quran, yang dilakukan doktor bidang psikologi eksperimen dari Universitas Kebangsaan Malaysia, ini adalah soal dampak ayat suci untuk membantu pengemudi tidak mengantuk atau tertidur saat mengemudikan kendaraan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, penelitian terbaru adalah soal energi ayat Al Quran dan salawat nabi yang bangkit ketika ayat-ayat itu diperdengarkan. Dia memakai alat pendeteksi aura. Dari aura yang muncul diketahui energi seperti apa yang muncul ketika ayat suci dilantunkan. (Baca:
Quran Pengaruhi Jiwa Muslim dan Nonmuslim?)
Melalui surat electronik, Jumat (5/12), Yohan bercerita tentang penelitian terbaru dan pengalamannya yang telah membawanya ke Malaysia dan menjadi dosen senior dan Direktur Program Social Enterprise for Economic Development di Universitas Malaysia Kelantan, sejak 2011.
Berikut ini petikannya:
Apa yang membuat Anda meneliti soal energi Al Quran?Dimulai dari rasa penasaran saya terhadap kurangnya pembuktian secara ilmiah terhadap kekuatan atau energi Al Quran. Seringkali kita mendengar para ulama dan pemeluk agama Islam bercerita tentang kekuatan dari kitab suci Al Quran, akan tetapi bukti ilmiah yang kasat mata (boleh dilihat dan dinalar oleh logika manusia) masih sangat kurang.
Bagaimana ceritanya sampai Anda melakukan penelitian?Penelitian ini dapat saya jalankan setelah proposal penelitian saya berhasil mendapatkan biaya penelitian: Research Acculturation Collaborative Effort (RACE) grant dari Kementerian Pengajian Tinggi, Malaysia (KPT) (sekarang: Kementerian Pendidikan Tinggi, Malaysia). Penelitian ini dijalankan selama 2 tahun.
Bagaimana relevansi antara Aura dan bacaan dari ayat suci itu?Hubungannya adalah warna aura yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan visualisasi dari energi yang dimiliki oleh ayat suci Al Quran tersebut. Sedangkan warna aura sendiri berhubungan dengan efeknya kepada manusia.
Warna memberi pengaruh kepada manusia, contohnya warna merah membuat kita merasa panas, sedangkan warna dingin memberi efek rasa sejuk. Warna aura yang dihasilkan oleh setiap surat yang diteliti menunjukkan energi atau kekuatan dari surat tersebut. Contohnya surah Al Fatihah menghasilkan warna aura hijau, dan warna hijau berhubungan dengan healing atau penyembuhan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa surah Al Fatihah mempengaruhi mental atau pikiran seseorang. Jadi berdasarkan penelitian ini, surah Al Fatihah sangat sesuai bagi penyembuhan luka batin, membantu memberi ketenangan pikiran, dan ketabahan hati.
Mengapa mengukur efek dari bacaan surat Al Quran dengan Aura?Sepengetahuan saya sehingga saat ini tiada alat ukuran yang digunakan untuk mengukur efek dan energi Al Quran secara langsung. Untuk mengukur sesuatu yang abstrak (energi dari Al Quran) dan sukar untuk diukur secara langsung, maka diperlukan perantara. Dan perantara yang belum pernah diteliti sebelum ini dan sangat mungkin untuk diteliti adalah warna aura.
Penelitian saya sebelum ini yang menggunakan Al Quran sebagai salah satu alat terapi untuk supir yang mengalami keletihan ketika mengemudi membuktikan bahwa bacaan Al Quran merupakan terapi terbaik dibandingkan aromaterapi dan terapi cahaya. Terapi Al Quran dapat membantu menyadarkan pengemudi sehingga sampai ke tempat peristirahatan.
Yohan Kurniawan ternyata memakai responden muslim dan nonmuslim dalam penelitiannya. Dia sendiri adalah pria Katolik. Menurut Yohan, itu membantu menghilangkan aspek bias dalam penelitian tersebut.
Berikut ceritanya:
Siapa saja responden anda, berapa jumlahnya, dan mengapa Anda memilih mereka?
Responden penelitian ini adalah individu berumur 20 sehingga 40 tahun, lelaki dan perempuan, dalam keadaan sehat fisik dan mental. Responden dibagi menjadi dua kelompok: Islam dan yang bukan beragama Islam.
Metodenya bagaimana?
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengumpulkan data, dan metode persampelan yang digunakan adalah within subject design, di mana responden yang sama akan mengikuti beberapa seri eksperimen yang dijalankan. Penelitian ini menggunakan 4 seri eksperimen.
Dalam penelitian ini saya menggunakan dua kelompok yang berbeda untuk menghindari unsur subjektivitas dan bias penelitian. Karena penelitian ini melibatkan sebuah agama, makan perlu dipilih responden dari agama lain sebagai kelompok kontrol. Hasil mayoritas dari kedua kelompok yang dijadikan data akhir penelitian ini. Sangat menarik bagi saya, ketika data penelitian untuk surat Al Fatihah menunjukkan kedua kelompok menunjukkan warna aura yang dominan adalah hijau. Hal ini semakin menguatkan saya bahwa energi atau kekuatan yang dimiliki oleh surat ini adalah kekuatan penyembuhan (berkaitan dengan arti warna hijau pada khususnya).
Untuk keterangan tambahan, saya selaku peneliti adalah penganut agama Katolik, faktor agama peneliti dan responden dalam penelitian seumpama ini merupakan salah satu variabel yang dapat "mengganggu" hasil sebuah penelitian. Dengan keterlibatan saya dan responden nonmuslim dalam penelitian ini telah mengontrol efek bias dan subjektivitas dalam penelitian sehingga data penelitian yang didapat adalah objektif.
Kalau dikembangkan lebih lanjut, ke mana arah penelitian ini bisa dikembangkan?
Penelitian ini masih sangat awal dan tahun depan saya coba untuk melanjutkan penelitian ini untuk mendapatkan warna aura atau energi 112 surat lainnya di Al Quran. Pengembangan penelitian ini sangat banyak dan luas, bukan saja di bidang agama tetapi penelitian warna aura juga dapat diaplikasikan dalam bidang kedokteran (modern dan tradisional), psikologi, teknik, ekonomi, bisnis, politik, geologi, majemen sumber daya manusia, dan lain sebagainya.