SERANGAN SIBER

Diretas, Sony Diprediksi Rugi Rp 1,2 Triliun

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2014 15:08 WIB
Sony diprediksi harus mengeluarkan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk penyidikan hingga perbaikan atau penggantian sistem komputer yang diretas.
Sony diprediksi harus mengeluarkan US$ 100 juta untuk penyidikan hingga perbaikan atau penggantian sistem komputer yang diretas pada 24 November 2014. (Reuters/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peretasan sistem komputer yang dialami Sony Pictures Entertainment membuat perusahaan mengalami kerugian besar. Perusahaan asal Jepang itu juga harus mengeluarkan biaya besar untuk penyidikan, perbaikan atau penggantian sistem, dan upaya pencegahan serangan siber di masa depan.

Kehilangan produktivitas kerja juga diprediksi menjadi kerugian tersendiri untuk Sony. Analis senior Jim Lewis dari Center for Strategic and International Studies, memprediksi Sony setidaknya harus mengeluarkan biaya mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun atas peristiwa ini.

Menurut Lewis, Sony bakal menghitung kerugian finansial yang mereka alami lalu membutuhkan waktu enam bulan untuk memulihkan sistem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sony menolak mengomentari permintaan konfirmasi Reuters atas kerugian yang mereka alami dan saat ini masih menghitung kerugian.



Serangan ini disebut Lewis sebagai yang terburuk untuk perusahaan studio film. Hal ini juga akan menurunkan reputasi Sony karena dinilai lalai menjaga informasi.

Seorang mantan jaksa kasus kejahatan siber di Amerika Serikat, Mark Rasch, memperkirakan Sony harus mengeluarkan dana US$ 70 juta untuk memperbaiki kerusakan.

Tetapi, ada kerugian yang tak ternilai bagi Sony, yaitu berupa kebocoran rahasia dagang. Peretas telah merilis dokumen harta Sony mencakup kontrak dan rencana pemasaran yang dapat memengaruhi strategi pesaing.

"Apakah Sony akan mampu menarik selebritas ternama jika para selebritas itu percaya bahwa informasi pribadi mereka tidak akan dilindungi?" katanya. "Bagaimana Anda tahu ada peluang bisnis yang hilang? Sulit untuk menghitung kerugian ini dengan dollar di atasnya."


Sony dihantam serangan siber dari kelompok peretas yang beroperasi dengan nama Guardians of Peace atau GOP pada 24 November 2014. Peretas berhasil mencuri data perusahaan sebesar 100 terabyte, menurut peneliti keamanan siber Adrian Sanabria.

Sejumlah film Sony yang belum rilis beredar di internet dan diunduh secara ilegal. Data penting seperti daftar gaji karyawan hingga informasi selebritas Hollywood, juga bocor di internet.

Karena perisitiwa ini, FBI hingga memperingatkan perusahaan lain atas keberadaan peranti lunak berbahaya yang bisa menyerang sistem mereka kapan saja.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER