
Misi Antariksa Indonesia
Kepala Lapan: Astronaut adalah Kebanggaan Nasional
Hani Nur Fajrina, CNN Indonesia | Rabu, 10/12/2014 16:52 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- "Punya astronaut itu bagaikan simbol kebanggaan negara atau national pride, bukan sebagai kemampuan jelajah belaka," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, ketika ditanya soal profesi astronaut.
Jika berkaca pada badan antariksa negara lain di negara barat, mereka sudah terbangkan banyak awak astronaut untuk eksplorasi antariksa.
"Badan antariksa Malaysia dan Arab Saudi mampu terbangkan astronaut karena mereka punya anggarannya. Indonesia belum ada," lanjut Thomas di sela Seminar Nasional Penerbangan dan Antariksa 2014, Rabu (10/12).
Menurutnya, perihal jasa astronaut bukan sekedar kemampuan atau keahlian, tetapi memang terpaku pada biaya. Prioritas anggaran yang digunakan saat ini lebih difokuskan untuk kepentingan satelit terlebih dahulu ketimbang memikirkan penerbangan astronaut Indonesia ke ruang angkasa.
"Kalau bermimpi punya anggarannya, terbangkan astronaut bukan soal sulit. Kita tinggal lakukan pelatihan bagi mereka yang berminat menjadi astronaut," katanya.
Untuk saat ini yang bisa dilakukan para peneliti di Lapan adalah bergabung dengan komunitas internasional antariksa atau bekerjasama dengan badan antariksa dari berbagai negara, seperti forum Asia Pacific Regional Space Agency.
Biasanya, Thomas menjelaskan, forum atau pertemuan skala internasional seperti itu membahas tentang eksplorasi antar planet.
Sejauh ini, Lapan mengaku punya rencana membangun fasilitas peluncuran wahana antariksa (space port) yang juga akan mengambil lokasi di Indonesia Timur.
"Mungkin akan memakan waktu lebih dari 25 tahun, tapi setidaknya kita harus mulai bangun dari sekarang," lanjut Thomas.
Satelit penginderaan
Agenda besar LAPAN saat ini adalah mengembangkan satelit penginderaan jarak jauh yang diharapkan bisa memantau kondisi Indonesia dan memetakan keadaan maritim. Satelit yang diklaim sebagai satelit besar nasional ini, rencananya akan dikembangkan sebanyak dua unit.
"Anggaran pengembangan satelit ini kasarnya 4,5 triliun. Satu satelit seharga 1,5 triliun, sisa anggaran akan digunakan untuk fasilitas pengembangan, uji coba, integrasi, dan lainnya," ujar Thomas.
Satelit tersebut akan diluncurkan menggunakan bantuan wahana antariksa dari negara lain seperti India, Jepang, dan Tiongkok dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Selain satelit penginderaan jarak jauh, LAPAN memiliki keinginan untuk luncurkan satelit telekomunikasi dan membangun observatorium nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dinilai memiliki kecerahan terbaik di Tanah Air. Observatorium nasional akan dimanfaatkan sebagai sarana penelitian lingkungan antariksa seperti dinamika atmosfer Bumi.
Jika berkaca pada badan antariksa negara lain di negara barat, mereka sudah terbangkan banyak awak astronaut untuk eksplorasi antariksa.
"Badan antariksa Malaysia dan Arab Saudi mampu terbangkan astronaut karena mereka punya anggarannya. Indonesia belum ada," lanjut Thomas di sela Seminar Nasional Penerbangan dan Antariksa 2014, Rabu (10/12).
Menurutnya, perihal jasa astronaut bukan sekedar kemampuan atau keahlian, tetapi memang terpaku pada biaya. Prioritas anggaran yang digunakan saat ini lebih difokuskan untuk kepentingan satelit terlebih dahulu ketimbang memikirkan penerbangan astronaut Indonesia ke ruang angkasa.
"Kalau bermimpi punya anggarannya, terbangkan astronaut bukan soal sulit. Kita tinggal lakukan pelatihan bagi mereka yang berminat menjadi astronaut," katanya.
Biasanya, Thomas menjelaskan, forum atau pertemuan skala internasional seperti itu membahas tentang eksplorasi antar planet.
Sejauh ini, Lapan mengaku punya rencana membangun fasilitas peluncuran wahana antariksa (space port) yang juga akan mengambil lokasi di Indonesia Timur.
"Mungkin akan memakan waktu lebih dari 25 tahun, tapi setidaknya kita harus mulai bangun dari sekarang," lanjut Thomas.
Satelit penginderaan
Agenda besar LAPAN saat ini adalah mengembangkan satelit penginderaan jarak jauh yang diharapkan bisa memantau kondisi Indonesia dan memetakan keadaan maritim. Satelit yang diklaim sebagai satelit besar nasional ini, rencananya akan dikembangkan sebanyak dua unit.
"Anggaran pengembangan satelit ini kasarnya 4,5 triliun. Satu satelit seharga 1,5 triliun, sisa anggaran akan digunakan untuk fasilitas pengembangan, uji coba, integrasi, dan lainnya," ujar Thomas.
Satelit tersebut akan diluncurkan menggunakan bantuan wahana antariksa dari negara lain seperti India, Jepang, dan Tiongkok dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Selain satelit penginderaan jarak jauh, LAPAN memiliki keinginan untuk luncurkan satelit telekomunikasi dan membangun observatorium nasional di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dinilai memiliki kecerahan terbaik di Tanah Air. Observatorium nasional akan dimanfaatkan sebagai sarana penelitian lingkungan antariksa seperti dinamika atmosfer Bumi.
ARTIKEL TERKAIT

Mimpi Lapan, Terbangkan Satelit dan Buat Peluncuran Roket
Teknologi 4 tahun yang lalu
Kapan Indonesia Punya Misi ke Luar Angkasa?
Teknologi 4 tahun yang lalu
Bumi Diancam 100 Ribu Asteroid dan Komet
Teknologi 4 tahun yang lalu
Bocah Telan Magnet, Usus Perut Tarik-menarik
Teknologi 4 tahun yang lalu
Ilmuwan Siap Lakukan Pengeboran Terdalam di Bulan
Teknologi 4 tahun yang lalu
Ada Lautan Tersembunyi di Planet Pluto?
Teknologi 4 tahun yang lalu
BACA JUGA

Rakernas PAN Ricuh karena Rebutan Jadi Tuan Rumah Kongres
Nasional • 07 December 2019 16:36
Rekap Medali Indonesia di SEA Games Sabtu Sore
Olahraga • 07 December 2019 16:14
Israel Tahan Empat Wartawan Palestina di Yerusalem
Internasional • 07 December 2019 16:49
Masa Kehamilan dan Menyusui Rentan Disfungsi Seksual Wanita
Gaya Hidup • 07 December 2019 16:25
TERPOPULER

Peran Joe Surya di Pesawat Garuda Masih Tanda Tanya
Teknologi • 2 jam yang lalu
Mengenal Chipset Kelas 'Sultan', Snapdragon 855 Plus
Teknologi 1 jam yang lalu
Menkominfo Singgung Robot Ganti Pejabat Eselon II-IV
Teknologi 3 jam yang lalu