Jakarta, CNN Indonesia -- Temperatur yang menyengat di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/12), tak menyurutkan semangat menekan pedal gas All New Mazda2 dalam-dalam.
Sejurus kemudian, saat adrenalin masih menggelegak, kecepatan harus dikurangi. Apa boleh buat. Inilah saatnya menguji teknologi anyar di mobil yang baru diluncurkan pada September lalu itu.
Smart City Brake Support (SCBS) namanya. Ini adalah teknologi yang memungkinkan mobil setop sendiri ketika sudah terlalu dekat dengan kendaraan di depannya demi menghindari kecelakaan tabrak belakang. Syaratnya, kecepatan mobil harus di antara 4-30 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil mengurangi kecepatan sampai 8 kilometer per jam, pandangan mata terarah ke sebuah mobil-mobilan di ujung jalan. Jantung berdebar. Pikiran menahan gerak refleks kaki agar tak menginjak pedal rem.
Makin dekat dan makin dekat. Lalu akhirnya, hanya beberapa centimeter dari objek mobil-mobilan itu, mobil ini berhenti mendadak.
Teknologi ini rupanya mengandalkan sebuah
near-infrared laser sensor di kaca depan. Ia akan membaca kondisi jalan di depan mobil.
Mengapa di bawah 30 kilometer per jam? Rupanya ada penelitian yang menyebutkan bahwa 60 persen kecelakaan dari arah belakang terjadi di bawah kecepatan 30 kilometer per jam.
Teknologi serupa ini sudah diterapkan pula oleh Ford. Namanya Active City Stop (ACS). Teknologi ini pun bekerja pada kecepatan kurang dari 30 kilometer per jam. Ia akan mengaktifkan rem bila mobil kemungkinan menabrak mobil di depan. Di bawah 15 kilometer per jam, mobil akan benar-benar berhenti.
Volvo juga memiliki teknologinya sendiri yang dinamai City Safety yang diperkenalkan pada 2010. Cara kerjanya hampir sama dengan teknologi Mazda dan Ford.
Batas kecepatan untuk mengoperasikan sistem itu adalah antara 3,6 kilometer per jam sampai 50 kilometer per jam. Teknologi Volvo mengandalkan sensor Lidar (
Light Detection And Ranging) yang ada di atas kaca depan. Ia akan memonitor situasi di area 10 meter di depan mobil.
Kembali ke Sentul yang panas, ternyata tak semua mobil yang dijajal siang itu berhasil mengoperasikan Smart City Brake Support (SCBS).
Menurut seorang kru Mazda, penyebabnya bisa karena kecepatannya masih di atas 30 kilometer per jam, atau si pengemudi justru membelokkan setir sebelum mendekati objek di depannya.