Jakarta, CNN Indonesia -- Praktisi sekaligus dosen teknologi informasi, Onno W. Purbo, menyarankan agar keamanan siber dapat masuk dalam kurikulum pendidikan Indonesia di tengah tren penggunaan internet yang makin tumbuh.
Menurutnya, dunia siber kini telah menjadi kebutuhan dalam pendidikan bahkan hingga nanti di dunia kerja. Sejak dini, generasi muda mulai dikenalkan agar sadar atas keamanan, bahkan jika perlu menjadikan mereka sebagai ahli keamanan siber yang dapat diandalkan.
“Saya saran memasukan ini ke dalam kurikulum, tapi kalau nama
hacking terkesan jelek, maka sebut saja
cyber security (keamanan siber),” ujar Onno saat ditemui
CNN Indonesia di Jakarta, Kamis (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah dilaporkan sedang berencana membentuk pasukan siber nasional untuk melindungi data digital milik negara. Program ini akan melibatkan beberapa kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Kementerian Pertahanan.
Untuk mendukung program pasukan siber itu, pemerintah juga harus memikirkan bagaimana mentransformasikan ilmu keamanan siber tersebut kepada generasi muda.
"Kunci keamanan di dunia siber bukan laptop canggih atau internet kencang dan alat bagus, tetapi harus punya orang pintar. SDM pintar," lanjutnya.
Onno berkata ia sedang berupaya melakukan koordinasi dengan pihak yang berencana membentuk pasukan siber nasional untuk mengusulkan pendidikan keamanan siber atau bahkan hacking masuk dalam kurikulum, setidaknya di pendidikan tinggi.
"
Hacking sebetulnya kegiatan positif asal dilakukan dengan tujuan positif, seperti mencari celah keamanan dalam sistem. Dengan menguasai teknik hacking maka insting untuk keamanan siber akan terasah," ujar Onno.
Pada 2013, jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 71,19 juta, menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
Teknik peretasan siber saat ini diyakini semakin canggih. Peretas bukan hanya menargetkan lembaga pemerintah, tetapi juga lembaga perbankan dan sektor industri lain yang menyimpan informasi penting.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, sempat menjadi sasaran peretas yang membuat situs web mereka tidak dapat diakses pada pertengahan November 2013.
Aksi ini tentu mengganggu proses pemesanan tiket secara online dan merugikan pelanggan yang hendak melakukan check-in online. Peretas juga disebut berhasil mencuri sejumlah informasi kartu kredit pelanggan lalu mempublikasinya di sebuah situs web.
Pihak Garuda Indonesia telah melaporkan peretasan ini kepada pihak berwenang dan mengaku menghubungi satu per satu pelanggan yang informasinya beredar di internet.