Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lama setelah meluncurkan ponsel terbarunya, BlackBerry merilis laporan keuangan yang isinya tak terlalu baik. Performa hingga kuartal ketiga 2014 menyebutkan BlackBerry mengalami penurunan pendapatan menjadi US$ 793 juta dari US$ 1,19 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
CEO BlackBerry John Chen mengatakan, angka tersebut jelas tidak memuaskan bagi BlackBerry dan pihaknya bakal mengalihkan fokus untuk memperkuat pendapatan.
"Ini angka yang bagi kami jelas tidak memuaskan," ujar Chen seperti dikutip dari
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BlackBerry mengalami arus kas positif sebesar US$ 43 juta pada kuartal ketiga 2014 yang berakhir pada 29 November 2014, dibandingkan negatif US$ 36 pada kuartal kedua 2014. Perusahaan menargetkan arus kas impas pada Februari 2015.
Sebuah analis saham, Zacks Investment Research memprediksi Blackberry akan terus kehilangan keuntungan dari profit awal yang mencapai US$ 1,19 miliar menjadi US$ 793 juta saja. Jika benar begini, bisa
runyam masa depan BlackBerry.
Namun melemahnya performa keuangan BlackBerry tidak menyurutkan rasa percaya diri Chen. Awal dipinang sebagai CEO ia separuh percaya bahwa perusahaan asal Kanada itu bisa bertahan, kemudian tingkat kepercayaan meningkat jadi 80 persen usai meluncurkan BlackBerry Passport.
Kini, setelah meluncurkan BlackBerry Classic, Chen kembali memperlihatkan kepercayaan dirinya. Ia yakin, 99 persen perusahaannya akan bertahan meski keuntungan masih terlihat menurun.
Selain itu BlackBerry juga merencanakan bakal merilis sebuah software baru pada Juli 2015 nanti. Peranti ini diyakini bisa mendongkrak popularitas BlackBerry dalam beberapa tahun ke depan, seperti dikutip dari
Phone Arena, Selasa (22/12).