AIRASIA DITEMUKAN

AirAsia QZ8501 Diduga Melayang Turun Secara Autopilot

CNN Indonesia
Rabu, 31 Des 2014 11:25 WIB
Pesawat AirAsia QZ8501 diduga tidak jatuh menukik ke laut melainkan melayang turun secara autopilot. Itu setelah pesawat terhantam di awan Kumulonimbus.
Sejumlah Tim SAR membawa serpihan pesawat Air Asia QZ 8501 yang ditemukan KRI Bung Tomo di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (CNN Indonesia/Antara Photo/Kenarel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar aerodinamika Djoko Sarjadi menduga pesawat AirAsia QZ8501 sudah menembus awan Kumulonimbus dan terkena dampak awan sehingga menyebabkan mesin pesawat mati. Dia menduga, pesawat tidak terjun bebas melainkan turun melayang sampai menyentuh permukaan air secara autopilot.
 
"Jika si pilot masih sadar, tentu ia akan mengarahkan pesawat dengan benar," kata Djoko, pengajar di Institut Teknologi Bandung ini, kepada CNN Indonesia, Rabu (31/12).

Lantaran tidak jatuh menukik, badan AirAsia QZ8501 tidak mengalami hantaman yang keras saat mendarat di permukaan laut. Djoko menduga, kerusakan hanya terjadi di bagian bawah pesawat.  

Sebelum hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi, pilot AirAsia QZ8501, Irianto sempat meminta izin untuk menggeserkan posisi pesawat ke kiri dari jalur terbang dan menaikkan ketinggiannya dari 32 ribu kaki ke 38 ribu kaki guna menghindari awan tebal. Namun, Air Traffic Controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta belum memberi izin lantaran lalu lintas penerbangan di ketinggian 38 ribu kaki saat itu masih masih padat. Tak lama setelahnya, pesawat QZ8501 tak terdeteksi radar.
 
Djoko menuturkan, saat sang pilot menunggu kepastian dari ATC untuk menyetujui soal pengubahan ketinggian penerbangan, cuaca diduga tidak bagus kala itu dan pesawat diduga sudah memasuki awan kumulonimbus. Ini adalah awan yang ditakuti penerbang. (Baca: Mengenal Kumulonimbus, Awan yang Ditakuti Penerbang)
 
Awan Kumulonimbus ini bisa menghasilkan suhu dingin dan pembekuan (icing), angin, hujan, dan petir. Djoko menduga kala itu awan telah mengandung es sehingga saat pesawat masuk, pesawat mengalami turbulensi besar-besaran, mesin pesawat mati, dan tubuh pesawat terombang-ambing badai sehingga sulit dikontrol.
 
Meskipun begitu, Djoko mengatakan, kepastian soal penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501 akan tergantung pada black box alias kotak hitam yang dapat menjelaskan soal kondisi penerbangan dan percakapan yang terjadi di pesawat tersebut. (Baca: Airbus Kirim Tim Ahli untuk Investigasi Pesawat AirAsia)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AirAsia QZ8501 menghilang dari radar pendeteksi pesawat pukul 06.18 WIB pada Minggu (28/12) pagi dan secara resmi dinyatakan hilang pada 07.55 WIB.

Pesawat tersebut membawa 155 penumpang, 2 pilot, dan 5 kru kabin. Dari total 162 orang yang berada dalam pesawat, mayoritas merupakan warga negara Indonesia, yakni sebanyak 156 orang. Sementara 3 dari Korea Selatan, 1 Prancis, 1 Singapura, dan 1 Malaysia.

Sudah sebanyak enam jenazah yang berhasil ditemukan sejak Selasa (30/12) dan pagi hari ini, Rabu (31/12) Badan SAR Nasional mengidentifikasi tiga jenazah, dua laki-laki dan satu perempuan yang berpakaian pramugari. (Baca: Tiga Jasad Ditemukan, Satu Berpakaian Pramugari)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER