Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian di Inggris menyimpulkan bahwa, orang dewasa yang sedang di masa produktif atau orang lanjut usia memiliki risiko kematian yang tinggi jika sering tidur siang.
Menurut laporan situs
Live Science, penelitian dari Universitas Cambridge itu mengikutsertakan lebih dari 16 ribu responden di Inggris untuk menjawab pertanyaan tentang kebiasaan tidur mereka antara tahun 1998 dan 2000, hasilnya dikaitkan dengan kasus 13 tahun kemudian.
Para peneliti menyebutkan orang berusia 40 sampai 79 tahun yang secara rutin tidur siang kurang dari satu jam, punya risiko kematian dalam kurun waktu 13 tahun lebih besar 14 persen, dibandingkan mereka yang tidak melakukan tidur siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara tidur siang dalam waktu yang lama --lebih dari satu jam-- risikonya jauh lebih tinggi terhadap kematian, yaitu 32 persen.
Tidur siang dan kematian dini dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dari penyakit pernapasan.
Kaitan keduanya paling tinggi di antara para responden yang usianya jauh lebih muda, yaitu yang berusia 40 dan 65 tahun dengan risiko dua kali lipat jika tidur siang selama satu jam atau lebih.
Para peneliti mengatakan, mereka yang menyukai tidur siang cenderung memiliki kondisi medis yang tidak terdeteksi sehingga hal itu juga mempengaruhi risiko kematian mereka.
"Tidur siang yang berlebihan bisa menjadi penanda berguna yang melandasi risiko kesehatan, khususnya masalah pernapasan bagi mereka yang berusia 65 tahun atau lebih muda," tulis para peneliti dalam jurnal American Journal of Epidemiology.
Sleep apnea adalah istilah jeda bernafas saat tidur dalam waktu yang sering, mampu membuat orang merasakan kantuk di siang hari dan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.
Penelitian baru ini tidak menyatakan secara langsung apakah semua orang menderita sleep apnea atau tidak, namun para peneliti mengindikasikan mereka yang dalam pengobatan darah tinggi cenderung menderita sleep apnea.
Peneliti juga menyampaikan, studi lebih lanjut mengenai pengukuran sleep apnea harus dilakukan serta pengaruh tidur siang yang bisa mengubah psikologis.
Kabarnya, penelitian ini diadakan ketika tim peneliti sedang mencari tahu faktor pengaruh risiko kematian orang yang melingkupi usia, gender, body mass index (BMI), kebiasaan merokok, olahraga, hingga kondisi medis seperti diabetes, kanker, dan asma.