Jakarta, CNN Indonesia -- Selama beberapa tahun Apple dan Google sering mendapat kritikan karena kurangnya kesetaraan dan keragaman dalam tenaga kerja, mereka yang dihuni kebanyakan orang kulit putih dan Asia. Kini intel mengambil langkah kongkrit dalam mengatasi permasalahan ini.
Dikutip dari Financial Express, Intel telah menyiapkan dana US$ 300 juta atau setara Rp 3,792 triliun yang akan digunakan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan untuk meningkatkan keragaman tenaga kerja perusahaan.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk membuat pernyataan berani. Ini menjadi budaya kerja di Intel. Kita selalu melakukan inovasi ulang dalam kurun waktu dua tahun. Meskipun tidak tahu kita akan menghasilkan apa," kata Brian Krzanich M, Chief Executive Intel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak perusahaan teknologi yang memiliki 70 persen karyawan mereka adalah laki laki dan 30 persen perempuan," lanjutnya.
Menurut Intel, dana ini nantinya akan digunakan untuk membiayai kuliah para calon pegawainya dari kaum minoritas seperti wanita dan pekerja kulit hitam agar lebih siap dalam bekerja.
Ia menambahkan bahwa tujuan Intel adalah memiliki pekerja dengan kemampuan dan keterampilan yang sangat baik dari kelompok minoritas, terutama di bidang teknis yang akan memberikan dampak signifikan bagi perusahaan.
Rosalind L Hudnell, Kepala Keragaman Pekerja Intel mengutip sebuah angka statistik yang menjadi acuan mereka dalam memajukan keragaman perusahaan. Menurutnya, hanya 18 persen wanita yang menyandang predikat sarjana dan hanya sebanyak 7 persen pekerja berkulit hitam.
Hal ini merupakan sebuah pukulan telak bagi pelaku industri teknologi. Ia menganggap bahwa seharusnya ada sebuah keseimbangan dan keragaman antar pekerja pria, wanita, kulit hitam dan kulit putih.
"Saya berharap kepemimpinan Intel dalam menangani masalah ini akan mendorong perusahaan lain agar mengikuti dan menyadari bahwa ini adalah saat yang tepat untuk kesetaraan," lanjutnya.
Dengan rencana ini, Intel berharap akan meningkatkan setidaknya 14 persen jumlah pegawai dari kaum minoritas dalam perusahaan.
(eno)