Jakarta, CNN Indonesia -- "'Kabut hijau' ini bisa dilihat di malam hari saat langit gelap tanpa awan dan hujan," ujar peneliti fisika matahari bidang Matahari dan Antariksa Lapan, Agustinus Gunawan Admiranto saat diwawancara CNN Indonesia, Senin (12/1).
'Kabut hijau' yang dimaksud Gunawan adalah komet C/2014 Q2 atau yang lebih dikenal dengan Komet Lovejoy. Ia bisa dinikmati dari langit di seluruh Indonesia, asal tahu arah kedatangannya.
"Bisa dilihat dengan mata telanjang, dengan bantuan teleskop akan lebih baik. Tapi, musim hujan seperti ini agaknya cukup sulit untuk memantaunya," jelas Gunawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga menjelaskan, langit gelap yang minim cahaya bulan bisa menampilkan pemandangan terbaik bagi Lovejoy.
"Setidaknya menjauh dari cahaya lampu di kota-kota besar saja. Kalau perlu, pergi ke tempat terpencil seperti desa," kata Gunawan sembari tertawa kecil.
Majalah
Sky and Telescope, yang menyajikan informasi seputar benda angkasa, menyebutkan bahwa Lovejoy memiliki warna hijau yang kemilau. Ia menjadi benda angkasa yang belakangan ini "diburu" oleh para pengamat karena keindahannya.
Komet Q2 Lovejoy kemungkinan akan terlihat seperti noda kecil melingkar pada langit yang gelap. Jika menggunakan teropong atau teleskop berbidang luas, komet ini bisa terlihat sinarnya, walaupun polusi cahaya akan membuatnya kurang jelas.
"Q2 Lovejoy itu komet yang mengandung debu sehingga dari langit seakan ada kabut kecil berwarna hijau," jelas Gunawan.
Pihak Lapan mengatakan komet Q2 Lovejoy bisa diamati dari Indonesia hingga tanggal 17 Januari esok dan akan semakin meredup dari Bumi di akhir bulan ini seiring menjauhnya ia dari matahari. Komet ini akan melewati sisi kanan gugus bintang Pleiades di sore hari tanggal 15 sampai 17 Januari.
Komet Q2 Lovejoy awalnya ditemukan oleh Terry Lovejoy pada 17 Agustus 2014 kemarin. Ini merupakan komet kelima yang ditemukan oleh Terry, yang sejatinya adalah seorang ahli teknologi informasi sekaligus astronom pemula asal Australia.
(adt)