Jakarta, CNN Indonesia -- CEO perusahaan layanan taksi Uber, Travis Kalanick mengatakan ingin memperluas operasi layanan Uber di Eropa dengan cara menciptakan 50 ribu lapangan pekerjaan dan 'menyingkirkan' 400 ribu kendaraan pribadi milik masyarakat dari jalan raya.
Kalanick menegaskan layanan berbagi transportasi macam Uber tidak melanggar regulasi. Ia sendiri mengharapkan layanan ini dapat mempromosikan keamanan dan transportasi terjangkau, serta menghasilkan pajak pendapatan tanpa membatasi kompetisi.
Sejumlah kota yang telah menyediakan layanan Uber dan sejenisnya sebagian masih menerapkan perizinan transportasi lama, namun ada sejumlah kota atau negara yang telah membuka diri untuk layanan sejenis Uber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
GrabTaxi Raih Siraman Dana Segar Rp 3 Triliun"Tahun 2015 kami ingin jadikan waktu di mana kami bangun kerjasama baru dengan kota-kota (Uni Eropa)," ujar Kalanick pada acara konferensi Digital-Life-Design di Munich, Jerman, Minggu lalu (18/1), seperti dikuti dari
Recode.
Di New York, Amerika Serikat, Uber menyediakan layanan kepada 1,9 juta pengguna dalam kurun waktu tiga tahun dan menciptakan rata-rata 13.750 pekerjaan. Sementara di London, Inggris, pengguna Uber sudah mencapai angka sebanyak 900 ribu dan membuka 7.800 pekerjaan.
Kalanick yakin perusahaannya bisa beroperasi di kota-kota Uni Eropa dan menjanjikan membuka sekitar 10 ribu pekerjaan dalam waktu empat tahun.
Baca juga:
CEO Uber Taksi Digugat di Korea SelatanLelaki berusia 38 tahun itu juga menjelaskan, Uber pada akhirnya akan membuktikan kehadirannya sebagai layanan dengan harga terjangkau, bahkan lebih murah daripada menggunakan mobil pribadi.
"Cerita menggantikan mobil ini bukan hanya visi atau mimpi," kata Kalanick, "tetapi sesuatu yang yang sebenarnya sudah terjadi hari ini."
Ide mendirikan Uber terinspirasi dari pengalaman Kalanick yang kesulitan mendapatkan taksi di Paris, Perancis. Ternyata, masalah ini tidak hanya dialami oleh Kalanick tetapi banyak pengguna transportasi umum lain yang cenderung memilih taksi.
"Awalnya tidak pernah berniat membuatnya sebagai bisnis besar. Kemudian Uber ternyata menjadi layanan yang diinginkan semua orang," kata Kalanick.
Di Jakarta, Uber beroperasi dengan menggandeng sejumlah perusahaan rental mobil. Untuk menggunakan layanan ini, pengguna harus mengunduh aplikasi Uber terlebih dahulu dan mendaftarkan nomor kartu kreditnya. Setelah itu pemesanan kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa klik di aplikasi.
Baca juga:
Setelah India, Spanyol dan Thailand ikut Larang UberKehadiran Uber saat ini ditentang oleh pemerintah di sejumlah negara, antara lain di Madrid (Spanyol), Bangkok (Thailand), Beijing (Tiongkok), dan beberapa kota lain. Beberapa operator taksi juga mencegah kehadiran Uber dan menyebutnya sebagai taksi gelap lantaran tak memiliki izin operasional transportasi umum.
(adt/eno)