PEMANASAN GLOBAL

Perubahan Iklim Paksa Beruang Kutub Mengungsi

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 20 Jan 2015 07:06 WIB
Suhu sekitar Arktik yang semakin hangat membuat beruang kutub tidak betah, mereka pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih dingin.
Dua Beruang Kutub di Kebun Binatang Schoenbrunn (Reuters/Heinz-Peter Bader)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perubahan iklim yang mempengaruhi keadaan laut es Arktik kini membuat populasi beruang kutub mengungsi ke kepulauan es di Kanada.

Suhu udara di bagian atas dunia kini meningkat dua kali lebih cepat dari suhu di seluruh dunia, sehingga bongkahan es raksasa yang ada di laut dan darat mencair lebih cepat. Bukan hal yang mencengangkan apabila kondisi ini membuat beruang kutub melakukan migrasi ke 'rumah' yang lebih layak.

Situs berita The Guardian melaporkan, sejumlah ilmuwan melakukan penelitian terhadap DNA arah aliran gen (directional gene flow) beruang kutub generasi yang baru berpindah ke area dengan laut es lebih banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aliran gen atau migrasi gen di dalam populasi genetika memiliki arti transfer gen dari satu populasi ke populasi lainnya.

"Laut es di kepulauan Kanada memiliki ketahanan yang lebih kuat terhadap pencairan di musim panas karena pola sirkulasi, geografi yang kompleks, dan garis lintang utara yang lebih dingin," tulis isi penelitian mereka yang dipublikasikan di jurnal PLOS One.
Penelitian yang dipimpin oleh tim ilmuwan dari Geological Survey Amerika Serikat (USGS) menunjukan ada 19 subpopulasi beruang kutub pecah menjadi empat kelompok yang secara genetik sama. Keempat kelompok tersebut berlokasi di lembah sungai kutub sebelah barat dan timur, Kanada bagian selatan, dan kepulauan di antara Kanada dan Greenland.

Bukti penelitian DNA tersebut menunjukan aliran gen yang mendominasi melakukan pengungsian ke kepulauan Kanada adalah yang berasal dari Kanada bagian selatan dan lembah sungai kutub bagian timur.

"Aliran gen beruang kutub yang mengarah ke arah utara adalah hal baru," ujar pemimpin penelitian USGS, Elizabeth Peacock. "Dengan memeriksa susunan genetik beruang kutub, kami bisa memperkirakan tingkatan dan arah aliran gennya yang menunjukan kisah awal bagaimana pergerakan, perkawinan, ekspansi populasi dan kontraksi hewan ini."
Aliran gen itu tidak bisa dideteksi hanya menggunakan data dari kalung yang terkoneksi dengan satelit karena leher beruang jantan lebih lebar daripada kepalanya sehingga kalung yang dipasangkan tidak bisa berfungsi.

Para ilmuwan mengatakan, mendokumentasikan gerakan dan perilaku beruang kutub akan membantu upaya konservasi di negara-negara tempat mereka tinggal serta lokasi di mana habitat laut es yang sudah semakin parah.

Tak hanya penelitian USGS, studi dari National Oceanic and Atmospheric Administration juga memperlihatkan pengaruh pemanasan global terhadap migrasi beruang kutub.

Di bagian selatan Laut Beaufort, jumlah beruang usia dewasa sekitar 900 ekor setelah mengalami penurunan 40 persen pada tahun 2001 silam.

Suhu permukaan laut khususnya di Laut Chukchi sebelah barat laut Alaska, airnya mengalami pemanasan tiap 1 Fahrenheit atau -17 Celcius per dekade.

Luasnya es laut Arktik yang semakin berkurang sejak musim panas lalu tidak mencapai rekor terendah di tahun 2014 ini, namun berada di enam terendah sejak satelit mengukurnya sejak 1979.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER