Jakarta, CNN Indonesia -- Samsung mengakui persaingan ponsel pintar harga terjangkau semakin ketat di Indonesia, apalagi setelah kehadiran produsen macam Xiaomi dan OnePlus. Di tahun 2015 ini, perusahaan asal Korea Selatan itu tetap menerapkan strategi membanjiri pasar dengan banyak model untuk menutupi kesenjangan harga.
Marketing Director IT & Mobile Business Samsung Indonesia, Vebbyna Kaunang mengatakan, strategi ini diyakini dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen yang beragam, sekaligus mendorong volume penjualan dan memperluas pangsa pasar.
"Untuk itu kita ingin kasih segala range harga untuk kebutuhan konsumen," tutur Vebbyna di sela peluncuran Samsung Galaxy A5 di Jakarta, Kamis (29/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini Samsung menyediakan ponsel pintar Android mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 8,5 juta.
Baca juga:
Ponsel Tertipis Samsung Tiba di Indonesia
Data lembaga riset IDC Indonesia mencatat, Samsung masih jadi pemimpin pasar ponsel pintar di Indonesia. Analis IDC Indonesia Paul Alexander mengatakan kepada CNN Indonesia, bahwa pangsa pasar Samsung masih sekitar 20 persen pada kuartal ketiga 2014.
Meski masih memiliki pasar besar di Indonesia, Samsung harus menerima kenyataan bahwa bisnis ponsel pintar mereka menurun.
Sepanjang 2014, bisnis Samsung secara keseluruhan meraih laba bersih sebesar 25 triliun won atau turun 32 persen dibandingkan 2013 yang kala itu mencapai 36,8 triliun won. Laba pada kuartal empat 2014 juga turun 27 persen menjadi 5,3 triliun won dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga:
Penjualan Ponsel Lesu, Keuntungan Samsung TurunLaporan ini memperlihatkan penuranan laba tahunan pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir bagi Samsung, yang dipicu oleh persaingan ponsel pintar yang semakin ketat secara global.
Penjualan ponsel menyumbang 58 persen dari total laba usaha Samsung di tahun 2014. Ini merupakan penurunan yang signifikan karena pada 2013 penjualan ponsel menyumbang 70 persen untuk total laba usaha.
Di Indonesia, ponsel pintar Android harga murah semakin menjamur di berbagai daerah. Mayoritas ponsel ini dibuat oleh produsen Tiongkok, seperti Xiaomi atau Lenovo.
Lembaga riset Canalys meyakini bahwa pangsa pasar global Samsung akan menurun dan menjadi perusahaan produsen ponsel terbesar ketiga setelah Apple dan Xiaomi.
(adt)