Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Acer menyatakan ketertarikannya terlibat dalam proyek e-Sabak dari pemerintah yang ingin mengganti buku pelajaran menjadi buku elektronik berupa komputer tablet sebagai alat belajar.
Ditemui di sela acara peluncuran produk terbaru, President Director Acer Indonesia, Herbert Ang menyatakan bahwa Acer tidak menutup kemungkinan untuk terlibat dalam proyek ini karena Acer berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam memajukan pendidikan.
"Saat ini Acer sudah berada dan bekerja sama dengan beberapa institusi pendidikan. Kami juga telah men-supply produk ke beberapa instansi," kata Herbert saat ditemui pada Selasa (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
E-Sabak Ganti Buku Pelajaran di IndonesiaPihak Acer dalam waktu dekat akan coba menjalin komunikasi dengan pemerintah terkait kerjasama ini. "Dalam waktu dekat kita akan perkenalkan produk kita kepada mereka," lanjutnya.
Awal Januari ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk mengalokasikan perangkat teknologi komputer tablet dalam penerapan pendidikan di Indonesia. Program ini didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika serta perusahaan telekomunikasi Telkom.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menyebutkan bahwa di masa mendatang, komputer tablet akan dimanfaatkan sebagai pengganti buku pelajaran. Konsep ini sendiri disebut e-Sabak atau elektronik sabak. Sabak adalah alat tulis yang dipakai para pelajar Indonesia puluhan tahun silam.
Baca juga:
Daerah Tertinggal Jadi Prioritas Distribusi E-SabakMenurut rencana, setiap e-Sabak yang diterima siswa sudah tertanam aplikasi pendukung belajar serta koneksi internet.
Penggantian buku pelajaran dengan bentuk digital ini diharapkan akan membantu pelajar di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T) agar bisa lebih mudah mendapatkan bahan ajar. Sulitnya medan dan akses menuju daerah 3T diharapkan akan bisa ditanggulangi dengan konsep e-Sabak.
Untuk sementara penggunaan E-Sabak ini difokuskan pada daerah terpencil. Namun ke depannya, diharapkan penggunaannya akan mencakup seluruh elemen pendidikan di Indonesia.
(adt/eno)