Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus perkosaan yang dilakukan pengemudi sopir taksi Uber di India memaksa pembuat aplikasi itu berinovasi, salah satunya dengan menerapkan sistem keamanan baru.
"Kejadian tak diinginkan seperti yang terjadi di India, memang hal yang disayangkan. Kami selalu berlakukan pengecekan identitas para pengemudi. Namun, jika kasus seperti itu menimpa, kami pasti akan melakukan tindakan konkrit," jelas Regional General Manager Uber, Michael Brown kepada CNN Indonesia, Kamis, (29/1).
Untuk mencegah hal serupa terjadi di Indonesia, khususnya Jakarta, Brown akui Uber setidaknya akan mencanangkan solusi seperti penerapan teknologi atau inovasi baru. Bukan cara konvensional menggunakan kamera CCTV di dalam mobil.
"CCTV itu berguna untuk orang-orang yang sepenuhnya tidak saling kenal. Di Uber, kami punya segala data si pengemudi, sehingga ia bukanlah orang asing. Sementara si penumpang juga bisa mengetahui informasi si pengemudi dari aplikasi Uber. Jadi, buat apa CCTV," kata Brown.
Walau sejauh ini belum ada penerapan yang lebih dalam, namun fitur "Share My ETA" menjadi salah satu cara baru di dalam aplikasi Uber. Fungsi inilah yang kemudian diharapkan bisa mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fitur itu bisa melacak keberadaan pengguna dan mengirimkannya ke orang-orang terdekat. Soal keselamatan bisa terjamin karena lokasi Anda bisa diketahui oleh kami dan orang lain," tambah Alan Jiang selaku International Launcher Uber.
(eno/eno)