Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana membentuk lembaga baru yang akan memantau ancaman kemanana siber lalu menyatukan dan menganalisa informasi intelijen, kata seorang pejabat pemerintah kepada Reuters.
Lembaga ini akan diberi nama Cyber Threat Intelligence Integration Center (CTIIC). Menurut pejabat yang enggan disebut namanya, lembaga tersebut akan menjadi "pusat intelijen yang akan menghubungkan berbagai ancaman siber negara sehingga departemen atau instansi terkait menyadari ancaman."
CTIIC juga akan menjadi intelijen yang bertanggungjawab kepada sektor swasta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan fungsi-fungsi ini, jadi kita perlu mengisi kesenjangan ini untuk membantu pemerintah memenuhi tanggung jawabnya dalam keamanan siber," tegas pejabat tersebut.
Presiden AS Barack Obama menaruh perhatian besar pada keamanan siber di tahun 2015 ini setelah serangan peretasan melanda studio film Sony Pictures Entertainment pada akhir 2014 lalu, juga perusahaan retail Home Depot, Target, dan lembaga pemerintah lain.
Sejumlah lembaga federal di AS telah memiliki komponen keamanan siber, termasuk NSA, Departemen Keamanan Dalam Negeri, FBI, dan CIA.
Menurut presiden perusahaan keamanan siber CrowdStrike, Shawn Henry, Presiden Obama nampaknya berupaya menghubungkan lembaga-lembaga terkait sehingga ada satu lembaga yang memimpinnya.
"Itu strategi yang baik. Ini penting karena ada begitu banyak bagian intelijen yang berbeda. Anda harus berkolaborasi dan meletakkannya bersama-sama," katanya.
CTIIC diharapkan tidak bernasib sama seperti National Counterterrorism Center (NCC). Lembaga yang dibentuk setelah serangan 11 September 2001 itu mendapat banyak kritik yang menyebut badan-badan intelijen AS tidak berkomunikasi dengan baik satu sama lain.
(adt)