Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku peretasan yang menargetkan strategi perang para pemberontak Suriah menggunakan cara yang 'menggelitik', yaitu menyamar sebagai perempuan cantik untuk berkomunikasi melalui Skype.
Melansir dari situs
CNBC, perusahaan sekuritas siber FireEye menyatakan bahwa serangan siber ini terjadi antara November 2013 dan Januari 2014 lalu, namun menghasilkan dampak besar yaitu pencurian informasi rencana rinci militer yang menguraikan strategi serangan, struktur politik oposisi, hingga kartu identifikasi para pengungsi yang melarikan diri ke Turki.
Sang oknum memanfaatkan Skype untuk berkomunikasi dengan si korban. Ia menyamar dengan memakai avatar perempuan cantik, seolah-olah ia tertarik kepada si pejuang oposisi Suriah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menanyakan perangkat apa yang digunakan oleh si korban agar bisa mengirimkan malware yang sesuai. Setelah itu, 'perempuan cantik' ini akan mengirimkan foto pribadi yang ternyata sudah mengandung virus.
Saat si korban membuka foto tersebut, mereka tak sadar bahwa malware secara otomatis masuk ke dalam sistem. Dari sini pelaku kemudian mengambil data yang mereka cari.
Menurut laporan "Behind the Syrian Conflict's Digital Front Lines", tercatat ada sekitar seperempat juta pesan, 31.107 percakapan Skype, 12.356 kontak data yang dicuri. Total ada sekitar 7,7 GB data yang dibawa peretas.
"Kami betul-betul melihat ada konvergensi metode tradisional dari tindakan pengintaian dan perangkat komunikasi berbasis internet," ujar wakil presiden FireEye, Richard Turner.
Turner juga menyebutkan kuat bukti bahwa penggunaan avatar perempuan cantik bisa membangkitkan minat dan keterbukaan tiap individu -- dalam hal ini, para pemberontak Suriah.
(eno)