Telekomunikasi Baik Mulai Merata di Indonesia Timur

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Mar 2015 11:52 WIB
Penterasi telekomunikasi yang lebih baik akan dirasakan hingga ke Indonesia Timur.
VP Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati, Presiden Direktur Ririek Ardiansyah, Direktur Keuangan Telkomsel Heri Supriadi dalam acara Telkomsel Media Gathering 2015, 19-20 Maret 2015, Yogyakarta (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penduduk Indonesia yang berada di Indonesia Timur tidak akan lagi mengeluh soal penetrasi telekomunikasi seperti voice, SMS, internet atau banyak lainnya. Sebab, pemerataan yang lebih baik akan sampai ke kawasan yang selama ini memang kurang terjamah.

Adalah operator seluler Telkomsel yang menjanjikan hal tersebut. Dengan serat optik yang menghubungkan hingga ke Papua yang menggunakan kabel Sulawesi-Maluku-Papua-Cable Sytem (SMPC) penterasi internet dan telekomunikasi lainnya akan lebih baik dari sebelumnya.

"SMPCS ini milik Telkom, rencana akan diresmikan pada 1 Mei 2015 mendatang oleh Presiden Jokowi. Ini pertama kalinya backbone sampai ke Papua," ujar Presiden Direktur Telkomsel Ririek Ardiansyah, saat berjumpa wartawan di Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan serat optik sebagai backbone ini, Ririek menjamin internet yang lebih baik akan dirasakan oleh pelanggannya di kawasan Indonesia Timur. "Secara bertahap, nanti serat optik itu yang akan menjadi backbone itu akan mencapai Marauke per September. Sehingga layanan akan lebih baik." jelas Ririek.

Setelah layanan membaik, Ririek tak menutup kemungkinan untuk menyelenggarakan jaringan 4G di kawasan tersebut.Sekedar informasi, SMPC ini dikerjakan oleh NEC asal Jepang dengan ASN (Alcatel-Lucent Submarine Networks). Ada 3.500 km yang disambungkan oleh kedua perusahaan tersebut dengan dua tahap.

Dengan rincian sebagai berikut, kabel laut sepanjang 1.300 km yang menghubungkan Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Sorong serta Fakfak dikerjakan oleh ASN. Sementara kabel laut sepanjang 2.200 km dari  kota-kota di Papua hingga ke Papua Barat dikerjakan oleh NEC.

Sementara itu Ririek juga menambahkan, selama ini mengapa kawasan di Indonesia Timur ini tergolong mahal dan kurang mendapatkan perhatian, karena masih menggunakan VSAT.

"Itu (VSAT) lumayan mahal. Kalau sudah optik semua kita jadi lebih enak penetrasi ke pasar," tegas Ririek. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER