Jakarta, CNN Indonesia -- Bila masalah penataan frekuensi di 1.800 MHz bisa selesai segera mungkin, kecepatan jaringan 4G LTE di pita lebar ini diklaim oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan semakin kencang.
Diakui oleh Rudiantara, saat ini masih banyak pengguna 2G di Indonesia yang merasa puas menggunakan layanan dasar seperti SMS. Padahal, katanya, Indonesia harus meningkatkan posisi ICT di pasar, setidaknya di tingkat ASEAN.
"Kalau tata ulang di 1.800 MHz bisa segera diterapkan, (kecepatan internet) kita bisa langsung di bawah Singapura, dan mengalahkan Malaysia serta Thailand," yakin Rudiantara, saat ditemui CNN Indonesia, di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini memang empat operator yang mendiami frekuensi 1.800 Mhz, yakni XL, Indosat, Telkomsel dan Three (3), masih berkoordinasi untuk melakukan metode pemindahan kanal. Sebelumnya ada dua skenario yang bakal dipilih, cara swap frekuensi serempak (
direct) dan pemindahan kanal bertahap per wilayah dengan cara
swap frekuensi tetapi disediakan kanal kosong untuk transisi (
indirect).
Namun di kesempatan yang sama, Rudiantara mengatakan bahwa operator ini sepakat memakai jalan tengah yakni
step-wise, yaitu metode dengan mengkombinasikan
direct dan
indirect.
"Awal semester dua akan dilakukan
refarming, kalau bisa lebih cepat
ya lebih bagus. Ada sekitar 42
cluster (wilayah) yang jadi fokus pemindahan ini. Operator pakai jalan tengah yaitu
step-wise, metode yang mengkombinasikan
direct dan
indirect," tambah Chief Ra.
"Jadi sesuai operatornya saja mau secara langsung atau tidak langsung, kalau memang ada yang takut tak bisa balik ke kanal semula jika gagal melakukan
indirect."
Bila sesuai rencana, April 2015 akan segera dilakukan clustering dan Menkominfo siap meneken keputusan menteri (KM) pada akhir semester dua ini.
Bagi operator, jalan tengah dengan menggunakan metode step-wise memang optional yang terbaik."Operator akhirnya memilih
step-wise karena untuk menghindari dampak dari perpindahan frekuensi," tutur Hendry Mulya Sjam selaku SVP LTE Project Telkomsel, saat ditemui di tempat yang sama.
Ditambahkan olehnya metode
step-wise ini dapat meminimalisir ketidaknyamanan para pengguna pada saat migrasi frekuensi.
Sebelum ditetapkan
step-wise, para operator besar memang bersiteru soal metode yang akan digunakan untuk penataan ulang frekuensi 1.800 MHz, apakah secara
direct atau
indirect. Di sini,
step-wise dianggap menjadi solusi terbaik bagi keempat operator Indonesia ini agar tak terjadi gesekan secara bersamaan.
"Sejauh ini masih jadi jalan terbaik, walaupun sebetulnya cara paling ideal adalah pakai
frekuensi buffering," lanjut Hendry.
Ia menambahkan, melalui metode
step-wise, operator akan bisa mempelajari lebih jauh mengenai daerah pengguna jaringan 2G paling sedikit agar ketika 4G LTE digelar, mereka akan semakin percaya diri.
Namun, Hendry tak mau bocorkan berapa banyak dana yang digelontorkan untuk metode
step-wise. "Ya kami paling besar, jadi sudah pasti dananya juga besar," sebutnya sambil tersenyum.
Ia pun juga belum bisa mengelaborasi lebih jauh soal tujuan kota-kota Tanah Air yang akan menjadi penikmat jaringan 4G pertama. Yang jelas, akan jatuh kepada kota dengan pengguna 2G paling sedikit, yaitu kawasan luar Jawa seperti daerah Indonesia Timur.
"Kami optimis 4G LTE bisa digelar pertengahan tahun ini,
Insya Allah," tutupnya.
Di spektrum 1.800 MHz ada total lebar pita 75 MHz yang terdiri dari Telkomsel (22,5 MHz), XL Axiata (22,5 MHz), Indosat (20 MHz), dan Hutchison 3 Indonesia (10 MHz).
(tyo/eno)