Jakarta, CNN Indonesia -- Berselancar di Mars pada zaman dahulu mungkin tak kalah menyenangkan. Setelah bukti yang menunjukan planet merah ini memiliki lautan luas, hal baru yang berhasil ditemukan terkait Mars adalah adanya ombak raksasa yang pelan di sana.
Tim peneliti mengatakan ombak besar ini kemungkinan mencapai garis pantai Mars pada zaman dahulu. Hal ini membuat para peneliti berpikir bahwa memelajari garis pantai Mars bisa menjelaskan iklim Mars kuno, salah satunya mencari tahu berapa lama lautan di sana berkembang dan bertambah.
Kemudian, jika ombak Mars memotong garis pantai, maka berpotensi mengungkapkan tanda-tanda garis pantai kuno yang bisa memperkuat keberadaan lautan Mars. Selama ini sebenarnya masih banyak perdebatan di kalangan peneliti mengenai lautan kuno ini karena iklim Mars sendiri pun masih sulit diidentifikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kita bisa mengidentifikasi potongan garis pantai dari ombak, maka bisa diketahui kekuatan minimum dari angin yang terjadi saat lautan terbuka masih ada di Mars," kata pemimpin penelitian Don Banfield dari Cornell University, New York, mengutip situs
Live Science.
Karena ada kaitan erat antara kekuatan angin dengan tekanan atmosfer, menurut Banfield mereka bisa menggunakan potongan garis ombak untuk membatasi tekanan atmosfer pada Mars zaman purba.
Kekuatan ombak sendiri bergantung pada kekuatan angin yang menghembus pada air, yang lagi-lagi bergantung pada ketebalan atmosfer Mars. Tekanan atmosfer di Bumi lebih dari 1.000 milibar pada permukaan laut, sedangkan di Mars kini sangat tipis, yakni sekitar 6 milibar.
Dari simulasi komputer, apabila Mars kuno memiliki tekanan atmosfer 50 milibar, maka angin yang dibutuhkan sekitar 32,4 kilometer per jam untuk ombak. Jika atmosfernya mencapai 1.000 milibar, maka anginnya hanya butuh 5 kilometer per jam.
"Ombak Mars terbentuk hampir sama seperti Bumi, namun secara signifikan bergerak lebih lambat karena air bergerak karena daya gravitasi, sementara gravitasi di Mars lebih kecil dari Bumi," terang Banfield.
Misi Mariner 9 dari badan antariksa Amerika Serikat, NASA di awal era 1970-an menghasilkan gambar orbit yang menunjukan Mars dulunya memang dilapisi oleh banyak air, yakni danau dan lautan. Lautan kuno Mars juga diyakini menjadi jawaban mengapa dataran rendah bagian utara di sana menyerupai zona abisal Bumi.
Diketahui zona abisal adalah zona di dasar laut yang sangat dalam, dimulai dari kedalaman 1.000 meter hingga 6.000 meter.
Pada Maret lalu, dari laporan New York Times, para peneliti meyakini air laut tersebut tersebar di sepanjang dataran rendah bagian utara Mars selama berjuta-juta tahun.
Para peneliti memaparkan, kedalaman air yang melingkupi permukaan Mars di masa lalu setidaknya mencapai 137 meter.
Dalam satu waktu, mereka memperhitungkan, lautan sebelah utara Mars bisa menutupi sekitar 19 persen permukaan Mars sendiri. Sebagai pembanding, Samudera Atlantik saja membentang di permukaan Bumi sebanyak 17 persen.
"Keberadaan lautan sebelah utara telah didebatkan selama beberapa dekade, tapi ini adalah pertama kalinya kami memiliki kumpulan data yang kuat dari seluruh permukaan Mars," ujar Michael Mumma selaku pemimpin penelitian di Goddard Center for Astrobiology NASA yang juga menulis laporan ke dalam jurnal Science.
(eno/eno)