Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen pesawat tanpa awak
(drone) komersial, DJI asal Tiongkok, terus menunjukkan kepemimpinannya di pasar Amerika Serikat dan dunia sebagai
drone yang jadi pilihan industri film, properti, bahkan untuk penelitian lokasi.
Di Amerika Serikat, perusahaan yang hendak memanfaatkan
drone untuk kegiatan operasional atau promosi mereka, diwajibkan mendaftarkan diri dan mendapat persetujuan dari regulator, dalam hal ini Federal Aviation Administration (FAA).
Menurut data
Reuters, saat ini tercatat ada 61 dari 129 perusahaan yang mendapat izin memanfaatkan drone oleh FAA. Drone yang direkomendasikan adalah DJI, sebesar 47 persen, jauh melebihi para rivalnya seperti Parrot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara hampir 400 perusahaan lain masih menunggu izin, tetapi mereka banyak yang memilih untuk memakai
drone DJI.
Baca juga:
Sayap Drone Buatan Facebook Kalahkan Boeing 737
DJI, yang berkantor pusat di Shenzhen, Tiongkok, selama ini mengandalkan produk
drone Phantom 2 Vision+ seharga US$ 1.200 di Amerika Serikat.
Perusahaan ini didirikan pada 2006 oleh pengusaha Frank Wang. Mereka menghasilkan pendapatan sebanyak US$ 500 juta pada 2014, atau tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar US$ 130 juta. DJI menargetkan pendapatannya menembus US$ 1 miliar di tahun 2015 dan sedang berbicaran dengan sejumlah investor untuk memberikan pendanaan.
DJI mengklaim mereka menguasai sekitar 70 persen pasar
drone komersial di seluruh dunia, dan sebagian besar dibeli oleh segmen konsumen.
Sementara di Amerika Serikat, menurut laporan
Reuters, mereka sukses memimpin pasar tanpa basis staf penjualan di negara itu. Banyak konsumen yang membeli produk itu lewat situs web resmi DJI atau lewat toko retail, dengan alasan
drone ini mudah dioperasikan dan menawarkan harga terjangkau.
Konsumen DJI sekaligus CEO SouthGate Films yang berbasis di New York, Paul Callahan mengatakan, setuju dengan anggapan
drone DJI mudah digunakan dibandingkan produk lain. "Banyak sistem lain mengharuskan Anda untuk mengaktifkan semua pengaturan dan parameter, " ujarnya.
Perusahaan Callahan telah mendapatkan persetujuan dari FAA untuk memanfaatkan drone dalam kegiatan operasional dan promosi.
Pengamat bisnis mengatakan drone komersial untuk konsumen seperti DJI telah memenuhi kebutuhan bisnis untuk keperlua pengambilan foto atau video untuk melakukan produksi film, promosi perumahan, atau inspeksi lokasi.
FAA memiliki aturan untuk membatasi operasi ketinggian sebuah
drone setinggi kurang dari 500 kaki atau 152 meter.
Aturan ini mempersulit upaya perusahaan jual beli
online Amazon.com untuk memanfaatkan
drone sebagai media dalam mengirim barang pembelian konsumen.
(adt)