'Lubang' di Flash jadi Celah Rusia Retas Sistem Gedung Putih

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Senin, 20 Apr 2015 06:16 WIB
Bug di Flash besutan Adobe ternyata diduga menjadi salah satu penyebab mengapa sistem Gedung Putih berhasil dibobol beberapa waktu yang lalu.
Sistem keamanan Gedung Putih sempat dibobol hacker yang diduga berasal dari Rusia (Alex Wong/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu lalu, sistem jaringan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat berhasil disusupi hacker yang diduga berasal dari Rusia dan membobol sistem komputer Gedung Putih. Salah satu penyebabnya, ternyata berasal dari bug di aplikasi besutan Adobe System dan Microsoft.

Perusahaan keamanan FireEye melihat bahwa piranti lunak Flash dan Windows ternyata menyimpan lubang atau bug yang menyebabkan pelanggaran serius di komputer Departemen Luar Negeri AS.

Para peretas diyakni telah berhasi memasuki sistem Gedung Putih dan mencuri informasi penting melalui bug yang menganga di kedua software tersebut. Demikian yang dikutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FireEye telah membantu lembaga pemerintahan untuk menyelidiki serangan-serangan, tetap tidak bisa mengungkapkan apakah yang menembus Gedung Putih adalah mata-mata dari negara lain.

Namun demikian, Adobe mengaku telah mengeluarkan perbaikan untuk menutupi kelemahan dari lubang keamanan. Sementara Microsoft pun kabarnya juga melakukan hal yang sama.

Sebelumnya memang diberitakan, hacker Rusia tidak mampu menembus data-data rahasia di Gedung Putih, namun mereka berhasil mencuri data seperti rincian jadwal kunjungan Presiden Barack Obama. Walau bukan hal yang sensitif dan rahasia, rincian perjalanan yang tidak terbuka untuk publik ini diincar oleh banyak badan intelijen asing.

Gedung Putih mendeteksi penyusupan di sistem komputer mereka pada Oktober tahun lalu. Jaringan sempat dimatikan sementara untuk dilakukan peningkatan keamanan sistem.

Menurut penyidik, hacker Rusia masuk ke jaringan komputer Gedung Putih setelah berhasil membobol situs Departemen Luar Negeri AS. Padahal, sistem Deplu AS telah dilapisi dengan keamanan siber tingkat tinggi. Seorang pejabat AS mengatakan, seorang hacker Rusia bahwa telah memiliki akses ke Deplu selama berbulan-bulan.

(tyo/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER