Akses Wi-Fi Bikin Sistem Pesawat Mudah Diretas

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 16 Apr 2015 11:14 WIB
Akses Wi-Fi yang mulai banyak disediakan maskapai penerbangan ternyata bisa menimbulkan banyak kejahatan. Pesawat bisa dibajak dengan lebih mudah.
Wi-fi di Pesawat Norwegian Airways Boeing 737-800 (REUTERS/Pawel Kopczynski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Akses Wi-Fi yang mulai banyak disediakan maskapai penerbangan ternyata bisa menimbulkan banyak kejahatan. Pesawat bisa dibajak dengan lebih mudah.

Wi-Fi dalam pesawat artinya akan ada jaringan lokal yang saling terhubung. Jaringan ini kemudian bisa dimanfaatkan pelaku untuk menyerang berbagai sistem elektronik yang saling terkoneksi di pesawat.

Menuru laporan US Government Accountability Office (GAO), Wi-Fi di pesawat memungkinkan penumpang usil untuk bisa mengakses sistem hiburan pesawat, komunikasi berbasis internet yang ada di kokpit, bahkan sistem Next Generation Air Transportation yang bakal diterapkan 2025 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jaringan IP memungkinkan para penyerang untuk mendapatkan akses remote, lantas melakukan penyerangan," tulis laporan tersebut, dikutip dari Wired, Kamis (16/4).
Dengan mendapatkan akses tersebut, pelaku dikhawatirkan bisa melakukan berbagai tindak kejahatan yang mengerikan. Firewall sebagai 'tembok' pelindung juga dianggap belum bisa memberikan keamanan yang layak.

"Kami diskusi dengan empat pakar keamanan siber, semuanya mengatakan bahwa firewall adalah komponen peranti lunak sehingga bisa diretas layaknya software lain," tulis pemerintah AS.

Menurut laporan GAO, jika sistem kabin terhubung dengan sistem kokpit avionik dan menggunakan platform jaringan yang sama -- seperti alamat IP yang sama -- peretas bisa menumbangkan firewall dan mengakses seluruh sistem pengendalian pesawat terbang dari aspek manapun.

Ancaman tersebut dinilai semakin diperparah karena kehadiran perangkat ponsel pintar dan komputer tablet di mana-mana. Kehadiran gadget canggih dianggap bisa menambah risiko terhadap sistem yang terganggu oleh awak kabin.

Mengutip laporan The Guardian, skenario terburuk adalah jika ada seorang teroris lengkap dengan laptop yang duduk di antara para penumpang. Ia bisa memanfaatkan Wi-Fi kabin untuk mengontrol pesawat.

Laporan GAO yang berjudul "FAA Needs a More Comprehensive Approach to Address Cybersecurity As Agency Transitions to NextGen" itu ditujukan untuk Federal Aviation Administration (FAA). Mereka berharap FAA bisa segera menindaklanjuti kerentanan yang sangat penting tersebut.

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER