Peneliti Temukan Cara Membedakan Dinosaurus Jantan dan Betina

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 12:16 WIB
Selama ini para peneliti masih sulit membedakan jenis kelamin dinosaurus dari temuan fosil, khusunya untuk spesies Stegosaurus.
Ilustrasi (Jozef Sedmak)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selama ini para peneliti masih sulit membedakan jenis kelamin dinosaurus dari temuan fosil, khusunya untuk spesies Stegosaurus.

Stegosaurus sendiri merupakan spesies herbivora yang pernah mengembara di Amerika Serikat bagian barat sekitar 150 juta tahun lalu. Ukurannya besar dan berkaki empat, StegosUrus memiliki dua baris lempeng di sepanjang punggung dan dua pasang 'duri' pada bagian ujung ekor untuk mengalahkan musuh.

Nah, peneliti dari Inggris menyatakan, pembeda fosil spesies jantan dan betina berdasarkan bentuk dari lempengan tulang besar yang menonjol di bagian belakang tubuh Stegosaurus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lempengan yang lebih besar itu biasanya dia jantan," ujar seorang salah satu anggota tim penelitian sekaligus ahli paleontologi, Evan Saitta dari University of Bristol.


Menurut Saitta, sama halnya dengan ekor burung merak, struktur lempengan tulang yang tipis dan lebar serta letaknya yang berada di bagian belakang tubuh, digunakan oleh spesies jantan sebagai daya tarik seksual terhadap lawan jenis.

Mengutip kantor berita Reuters, tim peneliti kemudian melakukan tes terhadap lempengan tulang belakang tersebut untuk membuktikan, apakah betul ukurannya sebagai pembeda jenis kelamin atau ternyata pembeda usia.

Mereka menggunakan pemindai CT dan analisis mikroskopik yang memperlihatkan jaringan tulang yang ternyata sudah berhenti tumbuh. Artinya, kedua jenis kelamin itu memang berbeda dan kebetulan usianya sudah terbilang dewasa.

Ukuran terbesar Stegosaurus diyakini bisa mencapai 9 meter. Dalam penelitian ini menggunakan fosil Stegosaurus mjosi yang berukuran 6,5 meter.

Anggota tim peneliti lainnya, Michael Benton menambahkan, "penelitian ini menunjukan banyak dinosaurus menggunakan anggota tubuhnya sebagai daya tarik seksual terhadap betina ataupun untuk mengajak pertempuran."

Penelitian ini sudah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE.


LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER