Jakarta, CNN Indonesia -- Erajaya Swasembada selaku induk perusahaan Teletama Artha Mandiri yang memegang merek dagang ponsel pintar Venera, tak mau ketinggalan mengadopsi teknologi koneksi nirkabel 4G LTE seperti yang dilakukan kompetitor asing.
CEO Erajaya Swasembada, Hasan Aula mengatakan, Venera selama ini memang memproduksi ponsel fitur dan ponsel pintar Android murah yang mengincar segmen pasar bawah. Akan tetapi, jika pasar sudah siap meyambut 4G LTE secara luas, Venera akan mengadopsi teknologi itu.
"Soal teknologi 4G di Venera, selalu ada kemungkinan. Tinggal tunggu waktu," ujar Hasan kepada
CNN Indonesia usai jumpa pers laporan keuangan kuartal pertama 2015 di Jakarta, Kamis (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, teknologi 4G LTE merupakan sesuatu yang harus diadopsi mengingat peran operator seluler Indonesia yang sangat gencar mendorong penetrasi koneksi Internet
mobile generasi keempat itu.
Baca juga:
Erajaya Gandeng Axioo Bangun Pabrik Ponsel di Cakung
Erajaya juga sedang memelajari rencana regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel berteknologi 4G LTE yang saat ini sedang diuji publik.
Hasan berpendapat aturan ini bisa dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan lokal dalam mengembangkan ponsel pintar, asalkan harus jelas memberi keberpihakan lebih kepada pemain lokal.
"Awal-awal kita selalu impor komponen dari Tiongkok. Di sini cuma bikin boks, pengemasan. Tapi pelan-pelan kita sudah bisa bikin baterai atau
charger dari komponen lokal," ucapnya.
Dengan adanya regulasi TKDN yang pro industri dalam negeri dan pendirian pabrik-pabrik manufaktur atau perakitan, Hasan berharap ekosistem ponsel pintar lokal tumbuh dan terbentuk rantai pasokan komponen lokal.
Yang tak kalah penting dari regulasi TKDN, Hasan menyarankan agar pemerintah memberi porsi besar untuk penelitian dan pengembangan serta peranti lunak.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan peranti keras. Teknologi peranti lunak ini juga bergerak sangat cepat dan kita harus ikuti itu. Jangan sampai hanya jadi tukang jahit," tegas Hasan.
Untuk memperkuat ponsel pintarnya sendiri, pada akhir April lalu, Erajaya membeli 5.100 lembar saham atau 51 persen saham Exa Nusa Persada di perusahaan PT Axioo International Indonesia senilai Rp 5,1 miliar, yang rencananya akan membangun pabrik perangkat telekomunikasi di Cakung, Jakarta Timur.
Dengan memiliki fasilitas perakitan sendiri, Hasan percaya pihaknya dapat berkompetisi di pasar ponsel pintar dan tablet 4G LTE. Menurut rencana, pabrik yang mulai proses pembangunannya dimulai pada Juni atau Agustus 2015 ini, bisa memproduksi 100 ribu ponsel dari 3 jalur produksi.
Sejauh ini Erajaya masih memproduksi ponsel merek Venera di fasilitas Sat Nusapersada yang berbasis di Batam. Hasan mengatakan kerja samanya dengan Sat Nusapersada bakal ditinjau ulang jika pabriknya sudah selesai dibangun.
(adt/eno)