Jakarta, CNN Indonesia -- Palmer Luckey sebagai pendiri perusahaan pembuat kacamata virtual reality (VR) Oculus Rift yang sudah diakuisisi oleh Facebook mengatakan bahwa perusahaan tidak memiliki rencana untuk memblokir konten dewasa seperti pornografi dalam penggunaan perangkatnya saat dijual di pasaran pada 2016 mendatang.
Sejak bulan Maret lalu memang santer terdengar penggunaan perangkat VR dalam industri pornografi, khususnya produsen film dewasa. Keputusan Luckey tersebut seakan menandakan bahwa menonton konten pornografi bakal menjadi salah satu kegunaan populer yang diusung perangkat VR.
"Rift adalah platform terbuka. Kami tidak mengatur peranti lunak yang bisa berjalan di dalamnya dan itu adalah hal besar," ujar Luckey.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Amir Rubin selaku CEO perusahaan peranti lunak VR, Sixense menambahkan bahwa pornografi adalah penyetir utama di balik teknologi baru. Menurutnya, VR juga bisa dimanfaatkan oleh merek ternama seperti Victoria Secret dengan cara memperbolehkan para pelanggan untuk melihat-lihat produk sebelum membeli.
"Jika menilik riwayat perkembangan teknologi, pornografi adalah penggerak utamanya. Coba lihat VR di Jepang, mereka sudah menggunakannya untuk pornografi dan pengaruhnya sangat besar," ungkap Rubin.
Ia melanjutkan, "Banyak orang yang menciptakan uang dari teknologi VR. Coba bayangkan perusahaan retil seperti Victoria Secret memanfaatkan VR untuk para konsumen."
Kendati industri hiburan akan medominasi penggunaan VR, Luckey turut memprediksi akan banyak aplikasi VR di masa depan yang fokus pada sektor medis, militer, dan bisnis. Peranti lunak game juga diprediksi banyak memanfaatkan teknologi VR.
Oculus, yang telah diakuisisi oleh Facebook pada Maret 2014 senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun, mengumumkan bakal memulai pengiriman produk headset Rift pada kuartal pertama 2016. Sementara tahap pemesanan Rift akan dimulai tahun ini.
(adt)