Jakarta, CNN Indonesia -- Raksasa teknologi Google sedang merencanakan misi pengembangan algoritma sistem operasi yang nantinya bakal memiliki kapasitas logika, kemampuan bercakap secara natural, bahkan 'menggoda' si pengguna layaknya kecerdasan buatan di film Her karya Spike Jonze.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang profesor bernama Geoff Hinton yang telah direkrut oleh Google sejak dua tahun lalu untuk membantu mengembangkan sistem operasi pintar.
Hinton mengatakan, Google memang sedang merancang algoritma tipe baru untuk menyandi pikiran layaknya rangkaian angka-angka. Ia menamainya sebagai "thought vector".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara mendasar, teknologi ini akan memiliki pikiran atau nalar seperti manusia," begitu ujar Hinton, mengutip laporan situs The Guardian.
Ya, peranti lunak yang dirancang bakal lebih canggih dari sebelumnya karena mengandung kapasitas seperti manusia, contohnya logika dan pemikiran.
Hinton meyakini bahwa pendekatan "
thought vector" tersebut akan memecahkan tantangan utama dalam teknologi kecerdasan buatan atau
artificial intelligence (AI), yakni menguasai bahasa percakapan alamiah dan kemampuan untuk membuat lompatan logika.
Ia pun menggambarkan aktivitas antara manusia dengan komputer bakal mirip dengan film Hollywood berjudul Her, di mana aktor Joaquin Phoenix berperan sebagai karakter yang jatuh cinta dengan sistem operasi pintarnya sendiri.
"Bukan hal muluk-muluk. Mengapa tidak mungkin jika nanti hubungannya seperti teman sendiri? Sangat mungkin apabila si pengguna menjadi terikat dengan sang sistem operasi pintar," tutur Hinton lagi.
Hinton tampak sangat optimis terhadap pengembangan sistem operasi pintar Google ini. Tak seperti kebanyakan orang yang menunjukan sikap skeptis terhadap perkembangan AI, Hinton malah mengungkapkan bahwa dirinya lebih mengkhawatirkan hal-hal yang sudah terlanjur kejadian.
Sedikit menyinggung National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, ia mengatakan, "Saya malah lebih takut jika teknologi semakin berkembang, Anda malah membantu NSA untuk menyalahgunakannya. Saya lebih khawatir akan hal itu daripada kehadiran robot cerdas."
(tyo/tyo)