BlackBerry Kembali PHK Karyawan

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 12:00 WIB
BlackBerry merumahkan sejumlah karyawannya dari seluruh penjuru dunia lantaran tengah melakukan konsolidasi bisnis peranti lunak, peranti keras, dan aplikasi.
Perusahaan BlackBerry kembali mengumumkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja pada sejumlah karyawan secara global. (REUTERS/Mark Blinch)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar BlackBerry asal Kanada merumahkan sejumlah karyawannya dari seluruh penjuru dunia lantaran tengah melakukan konsolidasi bisnis peranti lunak, peranti keras, dan aplikasi.

Sayangnya, BlackBerry tidak menyebutkan berapa jumlah karyawan yang dipangkas.

Berdasarkan pernyataan juru bicara perusahaan, BlackBerry sedang mengalokasi kembali sumber daya untuk mengkapitalisasi peluang pertumbuhan dan meraih keuntungan melalui segmen bisnis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Microsoft Sampai Xiaomi Disebut Ingin Beli BlackBerry

"Kami telah memutuskan untuk memperkuat peranti lunak, peranti keras, dan bisnis aplikasi. Hal ini memengaruhi pekerjaan para karyawan di seluruh dunia. Mereka sudah berdedikasi untuk perusahaan dengan kerja keras, kami bersyukur atas komitmen dan kontribusi mereka," ujar perwakilan BlackBerry, mengutip laporan The Economic Times.

Pengurangan karyawan tersebut tak lain adalah untuk mengoptimalkan program bisnis perusahaan dari segi pengeluaran dan bisa meraup keuntungan.

Diketahui per Februari 2015, jumlah karyawan perusahaan berdasarkan situs web resminya mencapai 6.225 orang.

Tampaknya India menjadi negara yang 'selamat' dari pengurangan karyawan BlackBerry. Masih mengutip The Economic Times, karyawan BlackBerry di India jumlahnya tak sampai 50 orang, sehingga kabarnya karyawan di sana tak mengalami pengurangan besar-besaran.

Sementara dari kantor berita Reuters, BlackBerry sempat menyatakan bakal menutup kantornya di Swedia yang berarti akan merenggut sekitar 100 pekerjaan di sana.

BlackBerry sebelumnya di tahun 2012 mengumumkan telah merumahkan 50 ribu karyawan secara global, atau sekitar 30 persen dari total karyawannya di seluruh dunia dan kembali mengurangi sekitar 4.500 karyawan pada September 2013. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER