BlackBerry Akuisisi WatchDox demi Keamanan Seluler

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2015 20:39 WIB
BlackBerry telah mencapai perjanjian untuk mengakuisisi perusahaan peranti lunak keamanan siber WatchDox untuk meningkatkan jaminan keamanan jaringan seluler.
BlackBerry terus memperkuat layanan keamanan mereka dengan mengakuisisi WatchDox asal Amerika Serikat. (REUTERS/Mark Blinch)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen ponsel pintar BlackBerry mengumumkan telah mencapai perjanjian untuk mengakuisisi perusahaan peranti lunak keamanan siber WatchDox asal Amerika Serikat pada Selasa (21/4) untuk meningkatkan jaminan keamanan jaringan seluler.

WatchDox memproduksi peranti lunak yang memberi solusi perlindungan ketika dokumen sedang diolah, disalin, dicetak, dan diteruskan untuk sinkronisasi atau pengiriman.

Teknologi dari WatchDox akan dimanfaatkan pada platform keamanan BlackBerry. Para klien WatchDox kebanyakan berasal dari perusahaan ekuitas swasta hingga studio perfilman Hollywood.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Dari BlackBerry Messenger Skandal Korupsi Terbongkar

BlackBerry tak mengungkap nilai akuisisi terhadap WatchDox. Tetapi menurut laporan The Wall Street Journal mengutip sebuah sumber yang tak disebut namanya, BlackBerry mengeluarkan kocek sebesar US$ 70 juta atau setara Rp 901 miliar untuk WatchDox yang bersemayan di Palo Alto, California itu.

Tim WatchDox terdiri dari 85 orang, beberapa di antaranya ditempatkan di pusat penelitian dan pengembangan di Petah Tikva, Israel.

"Israel dikenal sebagai pasar sekuritas yang inovatif. Kami percaya tim WatchDox di sana sangat berkualitas," ujar pimpinan pengembangan bisnis korporasi BlackBerry, Jim Mackey, mengutip kantor berita Reuters.

Mackey melanjutkan, "Kami yakin bisa menggunakan lokasi tersebut sebagai salah satu cara untuk menarik banyak talenta dan memperluas penawaran BlackBerry."

Sebelumnya di tahun 2014, BlackBerry mengakuisisi perusahaan swasta Jerman, Secusmart, spesialis enkripsi data dan suara yang digunakan oleh pemerintah Jerman sendiri dan pelanggan lainnya.

BlackBerry juga mengakuisisi Movirtu, perusahaan rintisan asal Inggris yang memproduksi peranti lunak canggih agar para pengguna ponsel pintar bisa memiliki dua nomor ponsel dalam perangkat yang sama hanya dengan satu kartu SIM.

Pada kuartal empat 2014, BlackBerry membukukan pendapatan sebesar US$ 660 juta dengan laba US$ 28 juta atau setara Rp 363 miliar.

Perjalanan BlackBerry masih terseok-seok dalam bisnis perangkat ponsel. Fakta pahit yang harus mereka terima adalah hanya menjual 1,3 juta unit di di kuartal empat 2014, jauh dibandingkan dengan iPhone yang sudah terjual 74 juta sampai Desember 2014 lalu. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER