Jakarta, CNN Indonesia -- Virus penyandera yang banyak beredar di Indonesia diduga kuat banyak berasal dari wilayah Eropa Timur.
Program jahat jenis Ransomware mulai terdengar pada pertengahan 2013 lalu secara global. Kemudian malware ini masuk ke Indonesia pada pertengahan 2014, dan hingga kini terus berkembang.
Belum diketahui secara pasti dari mana malware terebut berasal, namun diduga kuat pusatnya ada di sejumlah negara Eropa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mayoritas dari Eropa Timur, seperti Rusia, Ukraina, Rumania. Tiongkok sedang mulai menyebar sekarang," tutur pakar antivirus Alfons Tanujaya dari Vaksincom kepada sejumlah media di Jakarta, Selasa (26/5).
Ransomware sendiri adalah program yang mencegah atau membatasi pengguna untuk mengakses sistem atau data mereka sendiri, kemudian memaksa para korban untuk membayar tebusan melalui pembayaran online agar kembali bisa mengakses data masing-masing.
"Karena mereka tak ingin terlacak, maka mereka memanfaatkan mata uang virtual Bitcoin," lanjut Alfons.
Cara infeksi virus malware ini pun bisa melalui cara tradisional seperti mengirimkan lampiran pada surel yang dikirim ke korban berupa data berformat PDF atau ZIP. Bisa juga melalui situs web yang sengaja memancing orang untuk mengkliknya.
Alfons mengatakan, di Indonesia sudah semakin bertambah jumlah korbannya dan jenisnya pun merata, dari mulai komputer pribadi di rumah hingga tingkatan korporasi. Ia pun memprediksi virus jahat seperti ini berpotensi besar bakal terus berkembang.
Varian terbaru ransomware adalah CTB Locker. Virus ini hanya perlu menginfeksi satu file untuk mengenkripsi ribuan file lain dalam drive komputer korban.
Menurut data dari situs virusradar.com, virus yang disebut CTB Locker (Curve-Tor-Bitcoin Locker) prevalence level-nya mencapai 0,16 persen di antara pengguna komputer bersistem operasi Windows XP, Windows Vista, Windows 7, dan Windows 8 di Indonesia.