Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan penyedia aplikasi untuk mobil panggilan Uber berencana menggelontorkan dana US$ 1 miliar untuk pasar China tahun ini guna memenangkan persaingan.
Dalam surat
email kepada para investor, pendiri sekaligus CEO Uber Travis Kalanick mengatakan China adalah "prioritas nomor satu" bagi perusahaan di seluruh dunia dan Uber sendiri melayani hampir 1 juta perjalanan per hari di negara itu.
Langkah ini menandakan Uber siap menghadapi segala tantangan di Negeri Tirai Bambu, meskipun kantor mereka sempat digerebek oleh pihak berwenang dan para pengemudi yang dinilai beroperasi secara ilegal oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak peluncuran kami pada bulan Februari 2014, kami telah menemukan masyarakat pemakai Uber jauh melampaui harapan kami," kata Kalanick dalam surat itu, seperti dikutip dari
Reuters, Jumat (12/6).
Uber sejauh ini telah beroperasi di 11 kota di China dan Kalanic berencana memperluas agar dapat beroperasi di 50 kota tahun depan karena ada potensi pertumbuhan lebih lanjut.
"Terus terang, China merupakan salah satu peluang yang belum dimanfaatkan secara besar oleh Uber, dan berpotensi lebih besar dari Amerika Serikat,' lanjut Kalanick. Ia menambahkan agar menang di pasar ini membutuhkan 'komitmen jangka panjang dan kemauan kuat."
Di China, Uber bersaing dengan layanan lokal Didi Kuaidi yang didukung oleh perusahaan Internet Tencent Holdings dan Alibaba Group Holdings.
Uber juga terus mendekatkan diri secara aktif dengan pemerintah setempat sebagai upaya menangkis protes oleh perusahaan taksi dan pesaing lokal.
(adt)