Indosat Pastikan Tutup StarOne Sebelum Juli

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2015 09:15 WIB
Indosat telah mematikan layanan StarOne yang berbasis CDMA di Indonesia, kecuali Jawa Tengah karena tercatat masih ada pelanggan cukup banyak.
Petugas melakukan perawatan berkala pemancar sinyal layanan Indosat di Jakarta, Rabu 12 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi Indosat telah mematikan layanan StarOne yang berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) di sebagian besar kawasan di Indonesia, kecuali Jawa Tengah karena tercatat masih ada pelanggan cukup banyak.

Layanan StarOne di kawasan Jabodetabek diakui sudah resmi dimatikan. Adrian Prasanto selaku Division Head Public Relations Indosat mengatakan, layanan StarOne di kawasan Jawa Tengah masih berjalan "karena kantor pusatnya berada di sana."

Baca juga: Smartfren Siap Perang 4G LTE dengan Operator GSM

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adrian tak memberi angka pasti jumlah pengguna StarOne, namun ia mencatat setidaknya masih ada sekitar 5.000 pengguna yang memang sebagian besar di Jawa Tengah. Sisanya, di tempat lain yang diyakini masih di Pulau Jawa.

"Menara BTS-nya juga sudah sedikit. Bulan Juni ini pasti akan kami matikan. Sudah sedikit yang memakai," kata Adrian di sela acara uji jaringan Indosat di Tegal, Jawa Tengah.

Di bulan Juni ini, Adrian berkata Indosat mulai menerapkan teknologi Extended Global System for Mobile communication (E-GSM) di spektrum frekuensi 800 MHz yang sebelumnya dipakai StarOne.

Diketahui bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menerbitkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 30 Tahun 2014 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler tanggal 10 September 2014.

Indosat, dan Telkom yang memiliki layanan Flexi, memang meminta kepada Kemenkominfo untuk mengalihkan teknologi CDMA mereka ke E-GSM. Khusus Telkom, akan mengalihkan spektrum frekuensi Flexi kepada Telkomsel untuk selanjutnya digunakan pada layanan Kartu As. Telkom menargetkan migrasi pelanggan ini rampung pada akhir 2015.

Sementara operator CDMA lain, yaitu Smartfren dan Esia, memilih untuk menjalin kerja sama penyelenggaraan jaringan dan mendorong peralihan teknologi CDMA menuju jaringan mobile generasi keempat Long Term Evolution (4G LTE) dalam waktu dekat.

Smartfren telah merangkul perusahaan Nokia dan ZTE sebagai produsen perangkat base transceiver station (BTS) untuk infrastruktur 4G LTE dengan investasi US$ 400 juta sampai US$ 500 juta. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER