Jakarta, CNN Indonesia -- BlackBerry nyatanya masih belum beranjak dari kondisi tak mengenakkan. Ini bila dikaitkan dengan penjualan handset milik mereka. Dalam laporan terbaru, produsen asal Kanada itu hanya menjual sedikit ponsel pintar saja.
Laporan keuangan terbaru memperinci BlackBerry hanya mampu menjual 1,1 juta ponsel dengan nilai rata-rata
device adalah US$ 240 atau setara Rp 2,7 juta. Jumlah ini turun dibandingkan kuartal sebelumnya, yang berkutat pada angka 1,3 juta unit.
Dikutip dari situs resminya, pendapatan BlackBerry di kuartal terbaru ini berjumlah US$ 658 juta turun dari triwulan sebelumnya US$ 768 juta dan anjlok dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai US$ 976 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati laporan keuangannya masih memerah, CEO BlackBerry Jhon Chen masih mengambil sisi positifnya. "Saya senang dengan kinerja kuat dari perangkat lunak dan teknologi bisnis kami. Ini adalah kunci untuk pertumbuhan BlackBerry di masa depan."
"Keuangan kami mencerminkan peningkatan investasi untuk penjualan dan dukungan pelanggan untuk bisnis perangkat lunak kami. Selain itu, kami mengambil langkah-langkah untuk membuat bisnis handset menguntungkan. Kami percaya tindakan ini bijaksana dan diperlukan untuk mengembangkan bisnis dan kami percaya tonggak yang tersisa dalam rencana strategis kami dapat dicapai," Chen optimisis.
Dalam rincian pendapatan untuk triwulan yang berakhir 30 Mei 2015 ini berasal dari sekitar 40 persen untuk
hardware, 38 persen untuk layanan dan 21 persen untuk perangkat lunak dan lisensi teknologi.
BlackBerry memiliki 2.600 pelanggan perusahaan di kuartal ini. Sekitar 45 persen dari lisensi yang terkait dengan transaksi ini adalah
cross-platform. (tyo/tyo)