Astronaut di Antariksa Tak Lagi Terancam Kelaparan

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Senin, 06 Jul 2015 11:05 WIB
Para astronaut yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional terakhir kali dipasok kebutuhannya pada 14 April 2015.
Astronaut Scott Kelly dari Amerika Serikat, bersama cosmonaut Mikhail Kornienko dan Gennady Padalka dari Rusia, berjalan menuju pesawat antariksa Soyuz yang diluncurkan pada 28 Maret di Baikonur, Kazakhstan, menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kelly dan Mikhail akan menjalani misi tinggal di luar angkasa selama setahun. (REUTERS/Maxim Zmeyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah hampir tiga bulan 'terlantar' tak mendapat pasokan makanan dan alat penelitian, pesawat kargo antariksa Rusia, Progress 60 berhasil sambangi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk memasok kebutuhan para astronaut pada Minggu pagi (5/7).

Progress 60 membawa lebih dari tiga ton persediaan kargo yang di antaranya terdiri dari 879 kilogram bahan pembakar, 48 kilogram pasokan oksigen, 420 kilogram pasokan air, serta 1.421 kilogram onderdil dan peranti keras untuk eksperimen.

ISS terakhir kali dipasok kebutuhan pada 14 April 2015. Kehadiran Progress 60 menandai tak ada lagi ancaman kelaparan atau hambatan penelitian yang harus dilakukan astronaut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang astronaut bernama Scott Kelly yang sedang menjalani misi setahun tinggal di ISS tampak lega akan keberhasilan Progress 60. "Kali ketiga adalah keajaiban! Progress 60 tiba tadi malam. Kabar menakjubkan," kicau Scott dari akun Twiter resminya dengan nama pengguna @StationCDRKelly.



Mengutip laporan The Verge, saat pesawat antariksa itu diluncurkan bersama roket Soyuz pada Kamis dini hari (2/7), para kru sempat merasa gugup lantaran ada dua kecelakaan yang dialami dua pesawat pemasok persediaan sebelumnya.

Pada 28 Juni kemarin, pesawat SpaceX Falcon 9 seharusnya membawa pasokan kebutuhan untuk para astronaut di ISS namun meledak setelah lepas landas selama 2 menit 19 detik.

Dalam sebuah kicauan di Twitter, Elon Musk selaku pemilik perusahaan SpaceX, berkata bahwa kecelakaan kala itu disebabkan oleh tangki oksigen cair yang pecah di udara. Ia berjanji tim SpaceX bakal melakukan analisis menyeluruh untuk mengetahui penyebab tangki pecah.

Kemudian pada pertengahan Mei lalu, pesawat kargo Progress 59 yang juga dijadwalkan memasok kebutuhan para astronaut yang sudah mengangkasa tiba-tiba berputar tanpa kendali, sehingga sulit untuk masuk ke dok ISS. Tak lama setelahnya, pesawat yang bobotnya 9.500 kilogram itu kembali ke atmosfer Bumi dan terbakar di sana.

Pihak NASA selalu berusaha meyakinkan bahwa kegagalan pesawat kargo yang berkali-kali mengalami kecelakaan tersebut tidak pernah mengancam kehidupan para astronaut di ISS karena persediaan mereka sebetulnya cukup sampai bulan Oktober yang akan datang. (adt)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER