Jakarta, CNN Indonesia -- Bos Facebook Mark Zuckerberg punya visi suatu hari ini kita bisa menuliskan status melalui telepati. Pengiriman data via otak atau komunikasi otak-ke-otak bukan tak pernah dicoba oleh para ilmuwan.
Sebagai contoh, satu tim di Universitas Washington mendemonstrasikan komunikasi dua otak via
motor cortex, bagian di dalam otak manusia yang mengontrol dan menggerakkan otot. Satu orang dengan elektroda di kepalanya mengirimkan sinyal otak via Internet ke
motor cortex yang ada pada orang lain di ruangan yang berbeda. Informasi otak yang dikirimkan memberi sinyal pesan kepada penerima untuk menggerakkan tangannya dan mengontrol sebuah video game.
Starlabs di Barcelona menunjukkan hal lain. Dalam eksperimen mereka, pengirim pesan memikirkan sebuah kata dan penerima mendapatkan visual melalui
visual cortex, yang distimulasi oleh sebuah medan magnet ketika sinyal diterimanya. Penerima akan melihat kilasan-kilasan cahaya dan menginterpretasikan kata yang dikirimkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmuwan di Universitas Duke bereksperimen dengan
impuls motor di antara tikus. Mereka menghubungkan otak dua tikus. Lalu tikus pertama didorong untuk menekan satu dari dua tuas dengan bantuan cahaya. Tikus kedua ternyata bisa menekan tuas yang benar, lebih banyak ketimbang tikus pertama, ketika tikus pertama diberikan sinyal untuk menekan tuas.
Profesor teknik biomedis dari Universitas Warwickshire Inggris, Christopher James, mengatakan percobaan-percobaan itu baru pada level yang paling sederhana.
Untuk memetakan pekerjaan otak dan pemikiran masih membutuhkan banyak eksperimen dan dikhawatirkan itu sulit terjadi pada sisi prakteknya. James mengatakan, dari sisi etika, eksperimen yang melibatkan banyak elektroda yang dimasukkan ke dalam sebuah otak, mungkin tak akan disetujui oleh siapapun.
Yang terjadi saat ini baru pada saat perawatan pasien Parkinson dan epilepsi, di mana ada elektroda yang dimasukkan ke dalam otak mereka. Tapi data yang bisa dikumpulkan dari mereka hanyalah data-data yang amat mentah.
“Ini seperti sebuah stadion football dengan banyak penonton, dan memasukkan sebuah microphone di luar pintu stadion dan mencoba menguping satu saja pembicaraan yang terjadi di sana,” kata James kepada Livescience pada pekan lalu.
(ded/ded)