Produsen Jerman Cari Mitra Pembuat Ponsel 4G di Indonesia

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 14:59 WIB
Blaupunkt ingin lebih aktif di Indonesia dengan mencari mitra yang bisa membuatkan ponsel 4G LTE untuk mereka.
Model memamerkan ponsel pintar Blaupunkt Soundphone Sonido J1 dalam acara peluncurannya di Jakarta, Kamis. 9 Juni 2015. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Walau masih seumur jagung di Indonesia, merek asal Berlin, Jerman ini ingin agresif bermain di pasar ponsel Tanah Air. Blaupunkt, yang selama ini produksi ponsel 3G mengaku bakal terjun ke pasar perangkat 4G.

"Tahun ini kita fokus ke 4G. Saat ini sedang kejar pemenuhan regulasi TKDN pemerintah," ujar Country Head Blaupunkt Indonesia, Asakim Kwok kepada awak media.

Salah satu cara yang banyak ditempuh produsen ponsel global untuk memenuhi aturan TKDN di Indonesia adalah, dengan membuat pabrik di sini. Seperti yang dilakukan Samsung dan Oppo. (Baca: 16 Pabrik Ponsel Beroperasi di Indonesia, Ini Daftarnya)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi Blaupunkt tidak akan mengikuti cara itu. Kwok menjelaskan, pihaknya merasa akan jauh lebih efektif saat ini untuk bekerja sama dengan pihak ketiga ketimbang buka pabrik sendiri.

"Dikejar waktu, jadi bakal lebih efektif kalau kerjasama dengan pihak ketiga dulu. Di Indonesia sudah banyak juga seperti Satnusa," sambungnya.

Namun Asakim belum mau membocorkan produsen mana kira-kira yang dipilih Blaupunkt sebagai pemanufaktur produknya. Perusahaan diakui Asakim, juga masih mempertimbangkan matang-matang sembari meninjau.

Pemerintah melalui Kementerian Kominfo, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian secara resmi menetapkan batas minimal Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) di ponsel 4G yang beredar di Indonesia.

Per 1 Januari 2017 nanti, semua perangkat komunikasi seperti ponsel yang berjalan di jaringan 4G LTE berbasis FDD harus memiliki nilai kandungan lokal hingga 30 persen.

Sementara itu, soal komposisi 30 persen TKDN tersebut, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku sangat mendukung dan akan merevisi aturan kementeriannya agar selaras dengan aturan tersebut.

"Dalam perhitungan TKDN tidak cuma hardware, tetapi juga dihitung software-nya. Ini dalam rangka upaya mengurangi impor smartphone," katanya beberapa waktu lalu. (eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER