Jakarta, CNN Indonesia -- Kabar tak sedap menerpa Twitter. Belum juga menemukan siapa pengganti Dick Costolo sebagai CEO tetap, perusahaan layanan mikroblogging ini dilempar isu sudah menyetujui untuk menjual Twitter.
Kabarnya datang dari situs berita Bloomberg,market, yang mengatakan Twitter telah melego perusahaanya dengan harga US$ 31 miliar atau setara Rp 413 triliun. Tak pelak, isu ini langsung membuat harga saham Twitter naik.
Sayangnya, kabar angin ini datang dari situs palsu. Ya, walaupun menyandang nama 'Bloomberg', nyatanya media besar tersebut namanya dicatut karena domain yang menjadi rujukan adalah bloomberg.market dan bukan situs resmi yang beralamat di Bloomberg.com
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DItelusuri lebih jauh oleh Reuters, domain palsu ini didaftarkan pada 10 Juli lalu ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers.(ICANN). Terdeteksi pendaftaranya di Panama, namun identitasnya disembunyikan.
Pihak Bloomberg memastikan nama mereka dicatut, sementara Twitter pun menanggapinya bahwa berita tersebut jelas-jelas palsu dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Kendati situs tersebut sudah tak bisa diakses, namun beritanya telanjur menyebar dan membuat perdagangan volume saham Twitter naik dua kali lipat dari biasanya.
Akibat dari kenaikan itu juga saham Twitter sempat naik mencapai titik harga US$ 37, walaupun pada akhir perdagangan bursa, saham Twitter ditutup pada harga US$ 36,72 atau naik sekitar 0,9 persen
(tyo)