Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) berencana membuat aturan tata cara menetapkan tarif layanan data (Internet) pada 2016 sebagai standar nasional untuk mengantisipasi kesenjangan harga di Indonesia kawasan barat dan timur yang dikeluhkan pelanggan Telkomsel.
Anggota Komisioner BRTI, I Ketut Prihadi Kresna menegaskan, tarif Internet memang perlu diatur sebagaimana tarif suara
(voice) dan pesan teks (SMS) yang masuk dalam kategori teleponi dasar.
"Selama ini pemerintah baru mengatur voice dan SMS. Tapi untuk Internet belum ada, dan memang perlu dipertimbangkan," kata Ketut saat dihubungi
CNN Indonesia, Jumat (23/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kajian soal tata cara penetapan tarif Internet dijadwalkan berlangsung pada 2016, tetapi Ketut tak bisa memastikan kapan aturan ini disahkan.
Baca juga:
Alasan Tarif Data Telkomsel Dipatok per Zona
Karena ketiadaan tata cara penetapan tarif Internet ini, perusahaan telekomunikasi bisa menetapkan tarifnya masing-masing berdasarkan pertimbangan bisnis. Perusahaan seluler Telkomsel, misalnya, memilih untuk membagi tarif Internet berdasarkan zona wilayah. Totalnya ada 12 zona.
Operator seluler terbesar di Indonesia dengan 145 juta pelanggan itu, mematok harga termahal untuk zona 11 dan 12, meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.
Pelanggan Telkomsel bernama Djali Gafur membuat petisi online memprotes tarif tinggi yang dipasang Telkomsel untuk pelanggan di Indonesia kawasan timur. Ia berkata tarif Internet Telkomsel di Indonesia bagian timur lebih mahal 100 persen dibandingkan bagian barat.
Petisi bertajuk "
Internet Untuk Rakyat: Save @Telkomsel @KemenBUMN @kemkominfo" yang dipublikasi di Change.org itu, telah mendapatkan 5.700 dukungan pada hari ini pukul 2 siang. Petisi yang diarahkan kepada Telkomsel, Kementerian BUMN, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika itu, menargetkan 7.500 dukungan dari warga.
Para pendukung petisi ini meminta Telkomsel bersikap adil dalam menetapkan tarif. Perbedaan harga kelewat tinggi dinilai menghambat mereka yang berada di zona timur.
"Kadang kami berfikir bahwa ketimpangan ini sungguh tidak adil. Warga di sini butuh akses Internet yang manusiawi, murah lebih baik (lelet dikit enggak masalah) biar akses informasi, pendidikan, pariwisata, pemerintahan, industri kreatif dan geliat ekonomi bisa hidup," tulis Djali.
Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati mengatakan, perbedaan tarif itu didasarkan pada beberapa faktor, seperti komponen biaya perangkat, biaya pemeliharaan, dan tingkat kesulitan lainnya.
"Penggelaran jaringan Telkomsel ke berbagai daerah di Indonesia memiliki besaran biaya yang berbeda-beda, akibat dari berbedanya tingkat kesulitan dan komponen biaya lainnya yang dibutuhkan untuk menggelar infrastruktur jaringan di lokasi tersebut," tutur Adita seperti
CNN Indonesia kutip dari keterangan resminya.
Baca juga:
Tarif Internet Kemahalan, Pelanggan Telkomsel TeriakSecara pribadi, Ketut berpendapat keluhan dari warga di kawasan Indonesia timur terhadap Telkomsel merupakan sesuatu yang wajar karena ada perbedaan harga berdasarkan kawasan.
Ini seperti kesenjangan harga semen atau bensin, di mana harga produk tersebut di kawsasan Indonesia timur lebih mahal ketimbang di kawasan barat lantaran ada biaya besar untuk distribusi ke Indonesia timur.
(adt/eno)