Peneliti Pakai Drone untuk Ambil Ingus Paus

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 09:55 WIB
Mengambil ingus ikan paus bukanlah hal mudah. Tapi hal ini harus dilakukan agar bisa menentukan kondisi mamalia tersebut. Peneliti punya ide menggunakan drone.
Peneliti akan menggunakan drone untuk mengambil contoh ingus dari ikan Paus (dok.SeaWorld via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mamalia paus di laut dianggap sangat mengagumkan dan penting untuk diteliti. Namun karena ukurannya yang maha besar serta sifatnya yang sensitif, para ilmuwan kesulitan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan tanpa membuat mereka ketakutan. Kini mereka sudah menemukan solusinya.

Ahli biologi yang mempelajari paus dari organisasi nirlaba Ocean Alliance telah bekerja sama dengan pelajar di Olin College of Engineering untuk menciptakan drone. Ya, mereka bakal memanfaatkan teknologi drone untuk menangkap salah satu material biologis penting, yaitu ingus paus.

Mereka meyakini, penggunaan drone tidak akan mengganggu para paus. Sebagai catatan, walau agak menggelikan, ingus paus adalah kombinasi dari lendir, air, dan jaringan sel yang sangat penting untuk para peneliti paus. Dari material itu, para peneliti bisa mengamati tingkat stres paus hingga kondisi kehamilan berdasarkan hormon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak hanya itu, mereka juga bisa memantau apakah para paus terinfeksi oleh virus penyakit, serta mengumpulkan sampel jaringan sel untuk analisis DNA.

Biasanya, pengumpulan ingus paus membutuhkan proses yang tak sederhana. Kapal yang ditunggangi para peneliti harus berjalan di samping paus dengan jarak sekitar tiga meter dari lubang sembur paus dengan harapan mampu menangkap sejumlah bahan biologis yang dikeluarkan.

Mengutip situs Popular Science, tim peneliti mencatat bahwa kegiatan tersebut nyatanya sangat mengganggu dan menjengkelkan para paus. Sehingga, tercetuslah ide menggunakan drone yang bisa dikendalikan dari jarak jauh (remote control) yang bisa mengikuti paus dan mengumpulkan sampel cairan yang disembur ke udara.

Nantinya, drone terbang sekitar tiga meter di atas permukaan laut. Para peneliti sudah memperkirakan bahwa jarak tersebut cukup jauh dan dipercaya tidak akan mengusik paus.

Normalnya, perangkat robotik tidak terlalu bersahabat dengan air laut, namun para mahasiswa teknik yang bergabung dengan tim Ocean Alliance tersebut menemukan cara untuk melapisi bagian listrik drone yang sensitif dengan tempurung plastik ringan.

Lalu bagaimana drone mengumpulkan sampel lendir dari ingus paus? Dilaporkan drone ciptaan mereka bakal dilengkapi bahan spons yang biasa digunakan di rumah sakit untuk menyerap cairan tubuh.

Sembari menunggu persetujuan dari badan penerbangan Amerika Serikat (FAA) dan National Marine Fisheries Service, tim peneliti menguji coba drone mereka yang terbang di atas robot tiruan paus.

Soal anggaran, mereka sudah memulai kampanye Kickstarter untuk menggalang dana. Apabila berjalan lancar, rencananya mereka bakal berlayar ke Patagonia di Argentina, kemudian menyusuri Teluk California di Meksiko, dan Frederick Sound di Alaska Tenggara.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER