Aplikasi Dubsmash Bisa Tersandung Masalah Hak Cipta

Aditya Panji | CNN Indonesia
Senin, 27 Jul 2015 17:00 WIB
Klip audio yang ada di Dubsmash semua disediakan tanpa izin. Para pendiri sadar ada potensi masalah hak cipta, tetapi ada pula kesempatan menghasilkan uang.
Tampilan antarmuka aplikasi Dubsmash. (Diolah dari dokumentasi Dubsmash)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika tiga pendiri Dubsmash membuat aplikasi untuk memungkinkan pengguna merekam video diri sendiri yang disinkronisasikan dengan klip suara, mereka punya firasat produknya ini akan booming. Tetapi mereka dibayangi masalah jika terus memakai cuplikan suara tanpa izin si pemegang hak cipta.

Aplikasi ini didirikan oleh Jonas Drüppel, Roland Grenke dan Daniel Taschik asal Berlin, Jerman, di bawah bendera Mobile Motion GmbH. Ketiganya bertemu pada pertengahan 2013 di sebuah acara kompetisi pembuatan aplikasi di Berlin.

Dubsmash sendiri meluncur pada 19 November 2014, dan tujuh hari kemudia, mereka langsung menjadi aplikasi terpopuler di negaranya. Kesuksesan ini diikuti di 29 negara, termasuk Inggris, Perancis, dan Belanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mencapai posisi nomor satu di Jerman dalam waktu sepekan setelah rilis telah menjadi indikator yang kuat. Kemudian situasi ini diulangi di pasar yang berbeda, menegaskan bahwa Dubsmash bisa sukses secara internasional," kata Roland Grenke, seperti dikutip dari Tech Crunch.

Baca juga: Kisah Pembuatan Aplikasi Dubsmash

Untuk membuat video dari Dubsmash, pengguna perlu memilih klip audio berupa potongan dialog dari sebuah film atau program televisi, sampai potongan lirik lagu.

Ketika pertama kali muncul, klip audio itu disediakan oleh Dubsmash dan semua disediakan tanpa izin. Para pendiri Dubsmash menyadari bahwa mereka berpotensi tersandung masalah hak cipta.

Tetapi sejauh ini, kata Grenke, tidak ada masalah hak cipta yang menimpa perusahaan rintisan mereka. Jika ada keluhan dari pemegang hak cipta, barulah Dubsmash berencana menghapus klip audio dari daftar pilihan.

Kesempatan Kerja Sama dan Hasilkan Uang

Tetapi di sisi lain, para pendiri percaya para pemegang merek dan hak cipta bisa jadi tertarik untuk menjalin kemitraan dengan Dubsmash jika diketahui klip audio yang berhubungan dengan hak cipta mereka menjadi viral. Dubsmash memandang ini sebagai kesempatan potensial menjadi konten pemasaran yang membuat merek jadi lebih dikenal dan berpotensi menghasilkan uang untuk Dubsmash.

"Kami memiliki banyak ide untuk bagaimana membangun produk yang melekat dengan konsumen dan kami akan memperbaiki aplikasi secara terus menerus," kata Grenke.

Dubsmash merupakan hasil pengembangan pemikiran setelah pada pendiri membuat Starlize, sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna membuat video musik pribadi, kurang lebih mirip Dubsmash.

Tetapi Starlize dinilai para pendirinya gagal karena tidak mampu memberikan pengalaman yang super mudah dan cepat. Salah satu indikasi yang membuat Starlize terlihat rumit adalah, pengguna perlu melakukan banyak klik untuk membuat video pendek.

"Itu mirip dengan Dubsmash dalam arti bahwa hal itu memanfaatkan User-Generated video dan suara eksternal. Tapi kami memiliki perasaan bahwa itu terlalu rumit bagi sebagian besar pengguna," jelas Grenke.

Saat ini Dubsmash tersedia untuk perangkat Android dan iOS. Hingga Juni 2015, perusahaan mengatakan kepada The Guardian bahwa aplikasinya telah diunduh 50 juta kali dan memiliki pengguna di 192 negara dan berbagai bahasa. (adt/eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER