Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran perusahaan peranti lunak yang menyediakan jasa transportasi, seperti Uber dan Gojek sedang dipermasalahkan oleh sejumlah pihak lantaran beroperasi dengan kendaraan pelat hitam, namun mengangkut dan mengantar penumpang.
Perlukah perusahaan peranti lunak ini menjadi perusahaan transportasi?
Pengamat tata kota Nirwono Joga dari Universitas Trisakti, menyarankan agar perusahaan peranti lunak yang memberi layanan transportasi tidak mengubah haluan tipe bisnis menjadi perusahaan transportasi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih baik jangan mengubah konsep. Biarlah tetap menjadi perusahaan software ketimbang ubah haluan menjadi transportasi, karena nanti apa bedanya? Pengemudi Gojek adalah orang yang mengangkut penumpang, sementara Gojek adalah aplikasinya," tutur Nirwono dalam acara bincang-bincang
CNN Indonesia Fokus, Kamis (6/8).
Baca juga:
Gojek Siapkan Asuransi untuk Pengemudi dan Penumpang
Menurut Nirwono, Gojek harus tetap bermain di peran awalnya sebagai layanan yang menghubungkan masyarakat dengan jasa ojek motor. Persoalan komunitas pengemudi Gojek, Nirwono mengatakan sebaiknya para pengemudi membentuk koperasi.
Nadiem Makarim selaku CEO dan pendiri Gojek yang juga hadir dalam acara bincang-bincang
CNN Indonesia Fokus, sepakat dengan apa yang disampaikan Nirwono.
"Ya, kami akan tetap menjadi perusahaan peranti lunak. Kami hadir sebagai jembatan masyarakat mencapai tempat tujuan dengan armada ojek motor," tambahnya.
Layanan yang ditawarkan Gojek sendiri bukan semata transportasi. Saat ini mereka menyediakan layanan membeli makanan, belanja, sampai mengantar barang atau dokumen.
Nadiem juga mengatakan, kendati sudah meraih satu juta order pada 6 Juli 2015 kemarin, sejauh ini Gojek masih mengeluarkan investasi besar dalam menjaring pengguna untuk meraih layanan mereka. Perusahaan ini juga belum meraih laba karena biaya subsidi besar yang mereka keluarkan.
Kemajuan berarti bagi Nadiem adalah semakin banyak pengojek yang mendaftarkan diri bergabung ke Gojek. Pada akhir Juli lalu, Gojek telah memiliki lebih dari 15.000 mitra pengojek.
Para pengojek yang sebelumnya memprotes malah berbalik bergabung ke Gojek setelah mereka diberi arahan soal layanan ini dan manfaatnya.
Setelah menghadirkan jasa transportasi, kirim makanan dan barang, sampai berbelanja, rencana Gojek selanjutnya adalah memberi layanan lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat perkotaan yang super sibuk dan serba ingin cepat.
(adt)