Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan Rovio Entertainment selaku pengembang game Angry Birds, kembali merumahkan karyawannya. Menurut rencana, pemutusan hubungan kerja (PHK) kali ini akan 'menelan' sebanyak 260 pegawai.
Pengurangan jumlah karyawan Rovio itu disebabkan perusahaan ingin fokus pada game, produk media, dan konsumen, sehingga harus mengakhiri sektor edukasi Rovio sendiri.
Mengutip situs
The Guardian, karyawan yang terancam dirumahkan adalah mereka yang bekerja di kantor pusat Espoo, Finlandia. Tak hanya dari negara asal Angry Birds lahir, namun juga para karyawan di kantor Shanghai, Stockholm, London, dan Tokyo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Angry Birds 2, Kembalinya Nyali si Burung PemarahSementara pegawai yang bekerja untuk Angry Birds Movie di Amerika Serikat dan Kanada kabarnya bebas dari PHK perusahaan.
"Pertumbuhan dan hasrat Rovio untuk mengeksplorasi kesempatan bisnis baru selama beberapa tahun belakang sangat luar biasa. Karena itu, kami melakukan terlalu banyak hal," ujar CEO Rovio, Pekka Rantala.
Ia melanjutkan, "Pada kondisi keuangan kami saat ini, kami harus tetap fokus pada aspek yang terbaik: menciptakan pengalaman gaming yang menakjubkan, serta memproduksi film animasi keren dan memuaskan para penggemar dengan produk hebat."
Diketahui laba operasional Rovio turun 73 persen pada 2014 karena penurunan dalam bisnis lisensi merek dagang, sekaligus menandai merek Angry Birds mulai kehilangan daya tarik.
Total penjualan mereka mengalami penurunan 9 persen pada 2014 menjadi 158,3 juta euro atau setara Rp 2,5 triliun. Namun, pendapatan dari game mobile meningkat 16 persen menjadi 110,7 juta euro berkat game baru seperti Jolly Jam dan Angry Birds Stella Pop! yang total pendapatan tahunan dari unduhan mencapai Rp 600 juta.
Sebelumnya Rovio juga memberlakukan PHK terhadap 110 karyawan pada Desember 2014 lalu.
(adt)