Jakarta, CNN Indonesia -- Selama ini program jahat Ransomware menjadi momok bagi pengguna komputer PC atau laptop. Tapi belakangan, virus ini telah berkembang dan menyerang perangkat yang lebih kecil, yakni
wearable device.Menurut laporan perusahaan keamanan Symantec, virus yang dikenal suka menyandera data dengan meminta tebusan ini mulanya menjangkiti ponsel berbasis Android. Kemudian ia menyerang perangkat yang dipakai di pergelangan tangan, tepatnya saat jam tangan pintar berbasis Android Wear dihubungkan dengan ponsel yang terinfeksi Ransomware.
"Kita semua tahu, kebanyakan perangkat wearable seperti jam tangan pintar berbasis Android Wear terhubung
(pairing) dengan ponsel Android. Dari situ Ransomware menyerang," kata Halim Santoso
Director, Systems Engineering, Symantec ASEAN, kepada sejumlah media, Kamis (27/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tak menyebut secara detail apakah virus Ransomware ini sejenis dengan yang menyerang komputer PC atau laptop pada umumnya. "Tapi saya bisa pastikan caranya dan tujuannya sama dengan ada yang di komputer," jelasnya.
Baca juga:
Sumber Virus Penyandera Terdeteksi dari Eropa Timur
Ransomware yang menginfeksi jam tangan pintar atau ponsel Android akan mengunci perangkat dengan
password. Setelah itu korban akan diminta untuk membayar tebusan yang biasanya dalam bentuk Bitcoins agar peretas bisa menyembunyikan identitas.
Bila terlanjut menjadi korban, lalu apa yang harus dilakukan pengguna?
Halim menyarankan agar jangan pernah menuruti kemauan pencuri untuk mentransfer "uang" tebusan. "Jangan pernah melakukannya. Karena ini murni faktor ekonomi. Karena setelah dikirimkan, belum tentu mereka akan mengirimkan kunci
password-nya," dia memperingatkan.
Karakteristik Ransomware yang ada di Android dan Android Wear ini, ditambahkan olehnya, juga sangat mirip dengan yang ada di komputer PC atau laptop. Pengguna tak bisa menghilangkannya bahkan ketika komputer di-
reset atau di-
factory reset sekalipun. Satu-satunya cara adalah melakukan pencegahan.
"Rutin melakukan
backup, karena hanya 20 persen pengguna
gadget yang sadar untuk melakukan ini," sarannya.
Dia juga menyebut untuk tidak mengunduh dan menginstal file format .APK dari sumber yang tak jelas karena itu juga berpotensi bahaya. Terakhir, jangan lupa untuk menginstal aplikasi antivirus di dalam perangkat pintar.
(tyo/adt)