Apa yang Paling Ditakuti Para Pengguna Internet?

Trisno Heriyanto | CNN Indonesia
Senin, 31 Agu 2015 13:07 WIB
Kaspersky Lab dan B2B International melakukan survei untuk mengetahui ancaman dunia maya mana yang paling ditakuti.
bekisha/Thinkstock
Jakarta, CNN Indonesia -- Kaspersky Lab dan B2B International melakukan survei untuk mengetahui ancaman dunia maya mana yang paling ditakuti.

Peretasan rekening dan malware yang dirancang untuk mencuri password serta informasi rahasia merupakan kekhawatiran terbesar, di mana kedua ancaman ini memiliki jumlah yang kira-kira sama besarnya 68 persen.

Ancaman keuangan berada di posisis ketiga, dengan 63 persen pengguna merasa khawatir tentang kemungkinan kehilangan uang dari rekening, diikuti oleh phishing email dan website – bentuk lain ancaman yang juga menargetkan kredensial rekening -di tempat keempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman yang dirancang untuk mencuri kredensial juga merupakan jenis ancaman yang ditakuti. Sebanyak 86 persen responden menyadari adanya peretasan rekening, phishing dan malware yang dapat mencuri password. Hal-hal seperti ini menunjukan bahwa ancaman online yang paling dikenal dan paling mengkhawatirkan para pengguna adalah pencurian identitas digital mereka.

InfografisBegini Alur Pencuri Uang Nasabah BCA dan Mandiri

Ancaman yang paling kecil pengguna khawatirkan adalah serangan DDoS dan aksi spionase global. Kemungkinan karena jenis serangan cyber seperti ini lebih menargetkan perusahaan dan jarang mengancam pengguna biasa.

Tidak mengherankan, serangan DDoS dan aksi spionase adalah ancaman yang pengguna paling kurang kenali dengan baik, sebanyak 29 persen dan 27 responden, masing-masing, belum pernah mendengar tentang serangan ini.

Salah satu hasil mengkhawatirkan yang disorot oleh survei adalah kenyataan bahwa 28 persen dari pengguna internet tidak mengetahui tentang ancaman ransomware.

Ini terjadi di masa ketika program jahat baru yang dapat mengenkripsi file di komputer dan meminta tebusan pembayaran untuk kunci dekripsi sedang ramai dan semakin sering bermunculan.

Ahli Kaspersky Lab, misalnya, baru-baru ini melaporkan modifikasi terbaru dari Trojan Tesla Crypt yang menuntut US$ 500 dari setiap korban.

Adware dan aplikasi berbahaya yang diciptakan untuk mengakses webcam berada di posisi teratas ancaman yang pengguna ketahui tetapi tidak menimbulkan adanya kekhawatiran.


Namun, program ini malah lebih berbahaya daripada kelihatannya, penjahat dunia maya dapat menonton pengguna atau mendengar informasi rahasia melalui webcam, atau menggunakan klip video untuk memeras korban-korban mereka, sementara modul iklan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan program yang bahkan lebih berbahaya.

Pada intinya, survei menunjukkan bahwa pengguna masih meremehkan banyak ancaman cyber. Menariknya, 54 persen responden mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah ancaman online, tetapi hanya 23 persen dari responden yang percaya bahwa diri mereka bisa menjadi target serangan cyber.

"Orang-orang merasa khawatir tentang keamanan rekening online mereka, meskipun pada kenyataannya hanya beberapa dari mereka yang berpikir bahwa mereka akan menjadi sasaran serangan cyber," kata Elena Kharchenko, Head of Consumer Product Management, Kaspersky Lab.

"Dan di situ mereka salah. Penyerang sering mengandalkan unsur kejutan, tepat ketika pengguna tidak mengharapkannya. Itu sebabnya Kaspersky Lab menganjurkan pengguna internet untuk memperluas pengetahuan mereka tentang ancaman internet saat ini," tambah Kharchenko, dalam keterangan yang diterima CNN Indonesia, Senin (31/8).

(eno)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER