Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, pada akhir bulan ini di Washington, dan salah satu agenda yang dibicarakan adalah isu keamanan Internet dan serangan siber.
Menurut Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, pemerintah AS mengaku khawatir atas serangan siber yang diduga berasal dari China dan menargetkan perusahaan atau lembaga pemerintah AS.
Para pejabat AS mengadakan pertemuan pekan lalu dengan Meng Jianzhu, Sekretaris Politik dan Hukum Komisi Pusat Partai Komunis China, membahas soal keprihatinan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan tersebut, Earnest mengatakan bahwa "ada pertukaran pandangan yang cukup terang." "Saya pikir kami sudah cukup menggambarkan keprihatinan atas perilaku China di dunia maya," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/9).
Sebelumnya, Obama mengatakan di depan anggota militer AS, bahwa praktik dugaan serangan siber dari China “tidak dapat diterima" dan negaranya perlu lebih cepat dalam merespons segala bentuk serangan siber.
Negeri Paman Sam telah menuding China berada di balik serangan yang ditujukan pada lembaga pemerintah, termasuk lembaga yang mengurusi pegawai negeri sipil setempat.
AS juga menyatakan waspada dengan serangan siber yang diduga berasal dari Rusia, Iran, dan Korea Utara.
China sendiri menanggapi tudingan itu dengan tenang. Negeri Tirai Bambu, yang diwakili oleh Penasihat Negara China, Yang Jiechi, justru membuka peluang kerja sama keamanan siber dengan AS.
"Kami berharap China, AS dan negara-negara lain bisa bekerjasama untuk aturan keamanan siber di arena internasional dalam semangat saling menghormati, kesetaraan dan saling menguntungkan," kata Yang dalam sebuah wawancara yang fokus menanyakan kunjungan kenegaraan Presiden Jinping ke AS.
Ia menegaskan bahwa China sendiri adalah korban peretasan siber dan ia mengatakan dugaan ini harus diselidiki dan ditangani.
(adt)