Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi Smartfren memang sudah menggelar jaringan 4G LTE di sekitar 22 kota besar di Indonesia sejak pertengahan Agustus lalu. Sejauh ini, bagaimana perkembangan migrasi masyarakat menuju 4G LTE?
"Masih dini sekali karena baru sebulan, tapi disambut dengan baik oleh masyarakat. Kami masih memantau terus," kata Head of Product Smartfren Indonesia, Sukaca Purwokardjono kepada awak media di Cikarang, Bekasi.
VP Brand dan Marketing Communication Smartfren Indonesia, Derrick Surya mengatakan, animo masyarakat sangat baik dan menyebutkan ada migrasi pelanggan existing menuju 4G LTE sebanyak 10 persen. Ia juga mengindikasi, angka tersebut akan terus meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyediakan banyak produk yang mendukung 4G, seperti ponsel Andromax dan mobile wifi (mifi). Target kami setidaknya ada 1,5 juta unit yang aktivasi hingga akhir 2015," kata Derrick, menambahkan.
Derrick juga menjabarkan, agar bisa merasakan 4G LTE secara nyata, yang dibutuhkan adalah tiga hal, yakni kartu SIM yang mendukung, handset, dan coverage jaringan yang baik.
Ia mengatakan, Smartfren selama ini sudah memberikan tiga hal itu untuk masyarakat.
Masyarakat Masih Bingung Soal 3G atau 4GDerrick turut menambahkan, bahwa satu hal yang harus dicatat adalah sosialisasi.
"Sosialisasi soal manfaat 4G itu masih jadi PR bersama kami para operator. Karena masih banyak yang bingung apa perbedaan 3G dan 4G," katanya.
Ia bercerita, bahwa masyarakat masih perlu diberi edukasi lebih dalam mengenai manfaat dari 4G yang menurutnya, tak hanya sekadar internet ngebut.
"Orang Indonesia kan suka entertainment, nah melalui 4G Anda sudah pasti bisa memperoleh banyak konten multimedia dengan efisien seperti video, streaming, dan lainnya. Masyarakat perlu tahu itu," katanya lagi.
Selain sosialisasi, tentu mereka juga perlu mendapatkan pengalaman. Smartfren sejauh ini berupaya memfasilitasi masyarakat yang ingin mencicip dengan menggelar 4G LTE Experience Zone.
Diketahui, layanan 4G LTE milik anak usaha Sinar Mas tersebut berjalan di dua frekuensi, 2.300 Mhz dan 850 MHz.
Soal sumber daya pita lebar yang dimiliki Smartfren untuk menggelar 4G LTE cukup powerful bila dibandingkan operator lain. Pada 2.300 MHz, Smartfren mempunyai sumber daya pita seluas 30 MHz, sementara di 850 MHz ada 10 MHz. Tapi perlu diingat, keduanya berbeda teknologi, masing-masing time division duplex (TDD) dan frequency division duplex (FDD) untuk menyelenggarakan layanan Internet kecepatan tinggi.
Direktur Smartfren Roberto Saputra beberapa waktu lalu mengatakan, teknologi yang Smartfren pakai saat ini adalah LTE-Advanced yang pertama diadopsi di Indonesia. LTE-Advanced ini salah satu keunggulannya adalah menggabungkan teknologi TDD dan FDD dalam satu perangkat dan jaringan yang disebut Carrier Aggrregation.
Menggunakan Carrier Aggregator, layanan internet Smartfren akan menjadi satu kesatuan, yang saling mengisi. Munir Syahda Prabowo selaku Head of Network Special Project Smartfren juga sempar menyebutkan pihaknya mempunyai teknologi yang mampu membuat ponsel mencari BTS sendiri, apabila di satu jaringan sudah penuh. Sehingga kualitas yang didapatkan bisa lebih baik lagi.