Bekas Insiden Nuklir Chernobyl Kini Dirajai Satwa Liar

Deddy S | CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2015 12:36 WIB
Setelah 30 tahun, kawasan Chernobyl yang dinyatakan terlarang bagi aktivitas manusia ternyata sudah berubah menjadi seperti cagar alam.
Serigala yang terekam di area Chernobyl. (Reuters/Valeriy Yurko/T.G.Deryabina et al/Current Biology 2015)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada 30 tahun lalu, tepatnya 26 April 1986, pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina, meledak. Insiden ini dikategorikan sebagai kecelakaan nuklir terburuk di dunia.

Setelah 30 tahun, kawasan Chernobyl yang dinyatakan terlarang bagi aktivitas manusia ternyata sudah berubah menjadi seperti cagar alam bagi makhluk lain, terutama satwa liar. Radiasi nuklir rupanya tak mencegah satwa liar untuk berkembang biak dan hidup di sana selama berpuluh tahun.

Tanpa manusia, satwa liar pun merajalela. “Ketika manusia pindah, alam berkembang, meski di kecelakaan nuklir terburuk di dunia,” tutur Jim Smith, peneliti bidang bumi dan lingkungan di Universitas Portsmouth, Inggris, seperti dikutip Reuters, Selasa (6/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Smith dan koleganya melakukan penelitian di Chernobyl untuk melihat apa yang terjadi pada kehidupan liar di sana, sepeninggal manusia. Dan ternyata hasilnya menakjubkan.

Pada studi awal yang pernah dilakukan di area seluas 4.200 kilometer persegi, menunjukkan radiasi nuklir masih memperlihatkan efeknya. Populasi kehidupan liar di sana menurun jumlahnya.

Tapi berdasarkan sensus data yang terbaru, terlihat populasi mamalia di Chernobyl meningkat. Studi itu menemukan rusa besar, kijang, rusa merah, dan babi liar. Jumlahnya menyamai populasi satwa sejenisnya di luar area terkontaminasi Chernobyl. Malah, jumlah serigala yang hidup di dalam dan di sekitar area Chernobyl tujuh kali lebih banyak ketimbang cagar alam lain.

Dari hasil survei yang dilakukan dengan helikopter memperlihatkan trend kenaikan populasi satwa-satwa liar itu mulai terjadi pada kurun 1-10 tahun setelah kecelakaan. “Data ini mengilustrasikan ketahanan populasi kehidupan liar ketika bebas dari tekanan habitat manusia,” kata Jim Beasley dari Universitas Georgia di Amerika Serikat, yang terlibat dalam penelitian yang dimuat di jurnal Current Biology itu.

(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER