Bos Telegram 'Tutup Mata' Terhadap Aktivitas ISIS

CNN Indonesia
Jumat, 20 Nov 2015 16:08 WIB
Bos Telegram mengaku sudah mengetahui aktivitas ISIS di layanannya jauh sebelum aksi penembakan di Paris. Ia memang sengaja 'tutup mata'.
Bos Telegram mengaku sudah mengetahui aktivitas ISIS di layanannya jauh sebelum aksi penembakan di Paris. Ia memang sengaja 'tutup mata'. (Reuters/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski perusahaan peranti lunak Telegram menyatakan telah memblokir 78 kanal komunikasi ISIS, sang pendiri Pavel Durov mengaku sudah mengetahui bahwa kelompok militan itu telah menggunakan aplikasinya sebelum peristiwa bom di Paris.

Telegram memang menjadi salah satu platform komunikasi yang populer di kalangan simpatisan ISIS untuk menyebarluaskan pesan kepada anggotanya di seluruh penjuru dunia. Hal ini dikarenakan tingkat keamanan aplikasi yang "menjamin" kerahasiaan pesan yang disebarluaskan kelompok teroris ini.

Kepada media TechCrunch, Durov mengungkapkan bahwa dirinya sudah tahu bahwa kelompok militan ISIS menggunakan layanan aplikasinya. "Saya rasa kami tidak punya peran dari aktivitas ISIS. Menurut saya kami tidak bersalah atau tak seharusnya merasa bersalah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian saat ditanya apakah ia bisa tidur dengan nyenyak pada malam hari karena mengetahui teroris menggunakan platformnya, Durov menjawab, "itu pertanyaan bagus. Menurut saya hak privasi lebih penting ketimbang ketakutan kami akan hal buruk seperti terorisme."

Ia menyambung, "jika Anda melihat ISIS, memang sedang ada perang yang terjadi di Timur Tengah layaknya serial tragis. Namun ISIS akan selalu menemukan cara untuk berkomunikasi. Jika ada jalur komunikasi yang ternyata tak aman bagi mereka, maka ISIS akan berpindah haluan. Jadi kami tak perlu merasa bersalah karena kami melakukan hal yang benar, yaitu menjaga privasi para pengguna." (Ikuti Fokus: Gaduh soal ISIS di Dunia Maya)

Kendati begitu, mengutip situs Engadget, pernyataan Durov dinilai tidak menunjukan bahwa ia mendukung SIS.


Namun, terkait masalah penyalahgunaan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini, Telegram telah menyatakan tidak akan tinggal diam dan akan terus melakukan upaya dalam memberantas penyalahgunaan aplikasi oleh kelompok-kelompok radikal seperti ISIS.

Mereka memastikan hanya akan memblokir kelompok terorisme, terutama yang berkaitan dengan ISIS dan tidak akan memblokir pengguna lainnya yang menggunakan aplikasi ini untuk mengemukakan pendapatnya.

Aplikasi Telegram memungkinkan penggunanya untuk saling mengirim pesan, foto, dan data serta membuat kelompok berbicara dengan anggota yang bisa mencapai 200 orang. Pesan-pesan yang dikirimkan pun akan hilang dengan sendirinya dan terjamin keamanannya dengan teknologi enkripsi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER