Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus yang membuat kontroversi karena sebuah kicauan di Twitter dan berusaha menghilangkan jejak dengan menghapus kicauan tersebut, kini tak bisa lagi mengelak karena Twitter akan mengembalikan kicauan dari akun politikus yang telah dihapus.
Hal ini dimungkinkan berkat kerja sama pekan ini antara Twitter dengan sepasang kelompok pendukung transparansi politik dan pemerintahan, The Sunlight Foundation dan Open State Foundation, untuk menghidupkan lagi situs web Politwoops.
"Politwoops adalah alat penting untuk memantau pejabat publik kita, termasuk calon dan pejabat publik yang dipilih atau ditunjuk, bertanggung jawab untuk laporan yang mereka buat, dan kami senang bahwa kami telah mampu mencapai kesepakatan dengan Twitter untuk membawanya kembali online baik di AS dan internasional," kata Jenn Topper, direktur komunikasi untuk The Sunlight Foundation.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politwoops telah menjadi media sosial populer bagi pecandu politik yang ingin memantau kicauan politikus dan pejabat publik. Situs web ini ditutup pada 2015 karena Twitter berhenti memberikan aksesnya kepada The Sunlight Foundation selaku pengembang alat untuk menerbitkan kembali kicauan di Twitter.
Kala itu, Twitter mengatakan menerbitkan kembali kicauan yang telah dihapus melanggar aturan dan melanggar privasi penggunanya.
The Sunlight Foundation dari Amerika Serikat dan Open State Foundation dari Belanda, membuat surat terbuka kepada Twitter pada September lalu, menyerukan bahwa warga negara punya hak atas pernyataan tokoh politik sekaligus mendukung transparansi.
Twitter tidak memberi banyak pernyataan dalam kesepakatan ini, namun pendiri sekaligus CEO Twitter Jack Dorsey, pada Oktober lalu mengatakan, "Kami memiliki tanggung jawab untuk terus memberdayakan organisasi yang membawa lebih banyak transparansi dialog publik, seperti Politwoops."
(adt)