Jakarta, CNN Indonesia -- Tanda-tanda BlackBerry mulai meninggalkan sistem operasi buatannya sendiri makin kentara. Kesuksesan Priv sebagai BlackBerry Android pertama dan aksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di divisi BlackBerry 10 adalah beberapa bukti diantaranya.
"Priv adalah awal transisi kita menuju ekosistem Android. Sepanjang kita dapat mengamankan platform Android, kita tidak akan memiliki dua platform, melainkan hanya satu platform, Android (untuk smartphone)," kata Damian Tay, senior director, APAC product management BlackBerry, dalam sebuah wawancara yang dilakukan The Economic Times.
Dari produsen pembuat smartphone, BlackBerry pelan-pelan beralih menjadi penyedia solusi untuk enterprise. Oleh karena itu, keamanan merupakan hal yang tak bisa diabaikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Android adalah masa depan. Kami akan menggunakan Android, terutama untuk ekosistem aplikasinya. Lagipula, kini semua solusi enterprise yang kami tawarkan telah mendukung
cross-platform untuk waktu yang lama. Ini adalah perkembangan alamiah pada Android," kata Tay.
Beberapa bulan mendatang, BlackBerry rencananya akan menjual ponsel Priv di 31 negara dengan harga yang sedikit lebih murah dibandingkan harga di tahun 2015. John Chen, CEO BlackBerry optimis Priv bisa sukses di negara lain.
Kesuksesan Priv dan pilihan Android untuk masa depan perusahaan itu nyatanya berbanding terbalik dengan kondisi para karyawan yang berkutat di divisi BlackBerry 10. Dalam sebuah laporan, BlackBerry akan melakukan PHK di Ontario, Kanada, terhadap 127 karyawan dari divisi hardware dan sistem operasi BlackBerry 10. Begitu pun di Florida, Amerika Serikat, BlackBerry segera memberhentikan 75 karyawan.
"Kami terus fokus untuk mengefisiensikan seluruh tenaga kerja kami secara global. Kami sedang mencari cara-cara baru untuk mendapatkan peluang pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas yang berkelanjutan pada semua lini bisnis kami," kata BlackBerry dalam sebuah pernyataan.
Inikah senjakala OS BlackBerry?
(tyo)